Top Performers
Banyak orang masih menganggap investasi itu ribet, butuh modal besar, atau hanya untuk orang kaya. Padahal, lewat pasar modal, kamu bisa mulai investasi cuma dengan ratusan ribu rupiah asal tahu langkahnya. Mitos bahwa investasi hanya untuk mereka yang sudah mapan secara finansial perlu dipatahkan, karena sebenarnya semakin cepat kamu mulai berinvestasi, semakin besar potensi keuntungan di masa depan.
Data OJK menunjukkan bahwa hingga awal 2024, jumlah investor pasar modal Indonesia telah mencapai angka 12 juta. Namun, ini masih kurang dari 5% total penduduk Indonesia. Artinya, masih banyak masyarakat yang belum memanfaatkan peluang pertumbuhan kekayaan melalui pasar modal. Artikel ini akan membantumu memahami bagaimana cara masuk ke dunia pasar modal dengan aman dan strategis, sehingga kamu bisa menjadi bagian dari kelompok masyarakat yang cerdas finansial.
Sebelum kamu mulai investasi, penting banget untuk paham di mana kamu akan menanamkan uangmu. Langkah awal yang tidak boleh dilewatkan adalah memahami fondasi dasar dari pasar modal itu sendiri.
Pasar modal adalah tempat bertemunya pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (emiten) melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang. Berbeda dengan bank yang menjadi perantara langsung, di pasar modal kamu bisa membeli instrumen seperti saham (kepemilikan perusahaan), obligasi (surat utang), atau reksa dana (kumpulan dana yang dikelola profesional).
Pasar modal berbeda dengan pasar uang dan pasar kripto. Pasar uang fokus pada instrumen investasi jangka pendek (kurang dari 1 tahun) seperti Sertifikat Bank Indonesia atau deposito. Sementara pasar kripto, yang sedang populer belakangan ini, melibatkan aset digital berbasis teknologi blockchain yang relatif lebih baru dan belum diregulasi seketat pasar modal konvensional.
Yang menarik, pasar modal memiliki peran krusial dalam ekonomi nasional. Berdasarkan data Bank Indonesia, pasar modal telah menyumbang sekitar 12% dari total pembiayaan ekonomi nasional per 2024. Perannya tidak hanya sebagai sumber dana bagi perusahaan, tapi juga sebagai indikator kesehatan ekonomi, dan yang paling penting bagi kamu—sebagai sarana investasi yang terjangkau untuk masyarakat luas.
Setelah kamu mengenal dasar-dasarnya, sekarang waktunya masuk ke tahap awal yang paling krusial: persiapan. Ingatlah bahwa pemahaman yang kuat akan konsep pasar modal akan menjadi bekal penting dalam perjalanan investasimu.
Orang juga suka baca ini: 44 Istilah Saham Penting untuk Investor Baru
Investasi yang baik selalu diawali dengan perencanaan keuangan yang matang. Sebelum kamu terburu-buru membeli saham atau produk investasi lainnya, ada beberapa hal fundamental yang perlu kamu persiapkan terlebih dahulu.
Pertama, atur alokasi dana investasimu dengan bijak. Berdasarkan rekomendasi dari para ahli keuangan, idealnya kamu mengalokasikan 10-30% dari pendapatan bulanan untuk investasi. Yang terpenting, pastikan dana tersebut memang dana “nganggur” yang tidak kamu butuhkan dalam waktu dekat, bukan uang untuk kebutuhan sehari-hari atau dana darurat.
Survei dari Asosiasi Manager Investasi Indonesia (AMII) menunjukkan bahwa 67% investor pemula yang gagal adalah mereka yang menggunakan dana kebutuhan pokok untuk investasi. Jadi, jangan sampai kamu terjebak dalam situasi terpaksa menjual investasi di saat harga sedang turun hanya karena membutuhkan dana tersebut untuk keperluan mendesak.
Berikutnya, kembangkan mindset anti-FOMO (Fear of Missing Out). Tren investasi viral di media sosial sering membuat banyak orang tergoda untuk ikut-ikutan tanpa analisis yang matang. Data dari BEI mencatat bahwa sepanjang 2023, sekitar 40% investor pemula mengalami kerugian karena keputusan investasi yang didorong oleh FOMO. Investasi bukan jalan pintas untuk cepat kaya, melainkan proses jangka panjang yang membutuhkan kesabaran dan konsistensi.
Terakhir, tentukan tujuan keuangan yang jelas. Apakah kamu berinvestasi untuk dana pendidikan anak, dana pensiun, atau untuk membeli rumah di masa depan? Tujuan yang berbeda akan menentukan strategi investasi yang berbeda pula. Misalnya, untuk dana pendidikan yang dibutuhkan dalam 5-10 tahun, kombinasi reksa dana campuran dan pasar uang mungkin lebih sesuai dibandingkan full saham yang lebih fluktuatif.
Setelah danamu siap dan mindset-mu terbentuk, kamu perlu buka akses untuk bisa mulai masuk ke pasar modal. Langkah persiapan ini mungkin terasa membosankan, tetapi percayalah bahwa fondasi yang kuat akan sangat menentukan keberhasilan investasimu di masa depan.
Supaya bisa beli saham atau reksa dana, kamu wajib punya akun di perusahaan sekuritas. Perusahaan sekuritas ini akan menjadi jembatan resmimu untuk masuk ke pasar modal Indonesia, jadi pilihlah dengan cermat.
Dalam memilih sekuritas, pastikan platform tersebut resmi terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan menjadi anggota Bursa Efek Indonesia (BEI). Per 2024, tercatat ada lebih dari 100 perusahaan sekuritas di Indonesia, tapi tidak semua cocok untuk pemula. Pertimbangkan beberapa faktor penting seperti biaya transaksi (fee beli-jual), minimum deposit awal, kemudahan penggunaan aplikasi, dan kualitas layanan nasabah.
Riset terbaru dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan bahwa sekuritas dengan fee terendah tidak selalu menjadi pilihan terbaik jika tidak diimbangi dengan kestabilan sistem dan dukungan edukasi yang baik. Beberapa sekuritas populer di kalangan pemula antara lain Ajaib Sekuritas, Mirae Asset Sekuritas, dan Indo Premier Sekuritas yang menawarkan kombinasi fee kompetitif dan antarmuka yang ramah pengguna.
Proses pendaftaran umumnya bisa dilakukan secara online dan membutuhkan dokumen standar seperti e-KTP, NPWP (opsional untuk beberapa sekuritas), dan selfie untuk verifikasi. Setelah dokumen diverifikasi, kamu akan diminta membuka Rekening Dana Nasabah (RDN) yang terhubung dengan rekening bankmu. RDN ini berfungsi sebagai tempat transit dana saat kamu melakukan transaksi beli atau jual.
Yang perlu kamu waspadai adalah maraknya platform investasi ilegal. Data OJK mencatat sepanjang 2023 terdapat lebih dari 150 entitas investasi ilegal yang berhasil diblokir. Untuk menghindari penipuan, selalu cek legalitas platform di website resmi OJK dan hindari tawaran investasi dengan imbal hasil tidak wajar (terlalu tinggi).
Kalau akunmu sudah aktif, kamu tinggal masuk ke bagian paling seru: memilih produk investasi. Pembukaan akun sekuritas adalah langkah konkret pertamamu dalam dunia investasi pasar modal, jadi pastikan kamu sudah memahami semua syarat dan ketentuan yang berlaku.
Jangan asal pilih! Setiap produk punya karakter risiko dan potensi cuan yang beda. Pemilihan produk investasi harus disesuaikan dengan profil risiko, tujuan keuangan, dan jangka waktu investasimu.
Saham adalah instrumen yang memberimu hak kepemilikan atas perusahaan. Karakteristiknya fluktuatif dengan potensi return yang tinggi. Data historis menunjukkan bahwa IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) memberikan imbal hasil rata-rata 12% per tahun dalam dekade terakhir, jauh di atas bunga deposito. Namun, fluktuasinya bisa mencapai 20-30% dalam setahun, sehingga cocok untuk investasi jangka panjang (minimal 5 tahun). Untuk pemula, kamu bisa mulai dari saham bluechip (perusahaan besar dan stabil) di sektor konsumer atau infrastruktur.
Reksa dana menjadi pilihan paling populer di kalangan investor pemula karena dikelola oleh manajer investasi profesional. Berdasarkan data OJK per Maret 2024, total dana kelolaan reksa dana di Indonesia telah mencapai lebih dari Rp600 triliun dengan pertumbuhan investor baru mencapai 30% year-on-year. Reksa dana menawarkan diversifikasi instan dan kamu bisa mulai hanya dengan Rp10.000-Rp100.000. Jenisnya beragam mulai dari reksa dana pasar uang (risiko rendah, return setara deposito), pendapatan tetap (risiko sedang rendah), campuran, hingga saham (risiko tinggi).
Obligasi, khususnya Surat Berharga Negara (SBN) seperti ORI (Obligasi Ritel Indonesia) atau Sukuk Ritel, cocok untuk kamu yang menginginkan investasi defensif dengan pendapatan tetap. Return-nya memang tidak setinggi saham (sekitar 5-7% per tahun), tetapi jauh lebih stabil dan dijamin oleh pemerintah. Ini cocok untuk alokasi dana yang dibutuhkan dalam waktu 2-5 tahun ke depan.
ETF (Exchange Traded Fund) adalah kombinasi menarik antara saham dan reksa dana. Produk ini diperdagangkan seperti saham tapi berisi portofolio beragam seperti reksa dana. Per 2024, BEI mencatat ada lebih dari 50 ETF yang bisa dipilih, mulai dari ETF yang melacak IHSG, sektor tertentu, hingga ETF berbasis emas atau obligasi. ETF menjadi alternatif menarik bagi pemula yang ingin diversifikasi tapi dengan biaya yang lebih rendah dibanding reksa dana konvensional. Kalau kamu penasaran, kamu juga bisa cek artikel lengkap tentang ETF di sini
Setelah memilih produk, jangan buru-buru klik beli kamu harus punya strategi. Pemilihan produk yang tepat adalah setengah dari kesuksesan berinvestasi, tapi tanpa strategi yang baik, potensi keuntunganmu tidak akan maksimal.
Investasi tanpa strategi itu kayak naik kapal tanpa arah. Kamu mungkin bergerak, tapi tidak tau akan sampai ke mana dan kapan. Mari kita bahas beberapa strategi yang telah terbukti efektif, terutama untuk investor pemula.
Strategi Dollar Cost Averaging (DCA) adalah pendekatan investasi berkala dengan jumlah tetap secara rutin, entah itu mingguan, bulanan, atau sesuai gajian. Riset dari Universitas Indonesia menunjukkan bahwa investor yang konsisten menerapkan DCA selama 10 tahun terakhir memperoleh return 15% lebih tinggi dibanding mereka yang berusaha menebak timing pasar. Dengan DCA, kamu membeli lebih banyak unit saat harga turun dan lebih sedikit saat harga naik, sehingga rata-rata harga belian cenderung optimal dalam jangka panjang.
Banyak orang juga suka baca ini: Ketahui Strategi Investasi Dollar Cost Averaging & 4 Manfaat
Buy and hold adalah strategi klasik di mana kamu membeli instrumen investasi berkualitas dan menahannya dalam jangka panjang, mengabaikan fluktuasi jangka pendek. Legenda investasi Warren Buffett membuktikan bahwa strategi ini bisa sangat efektif. Studinya menunjukkan bahwa investor yang hanya melakukan transaksi 1-2 kali setahun cenderung memiliki performa 7-8% lebih baik dibanding trader aktif dalam jangka panjang.
Rebalancing adalah penyeimbangan kembali portofolio secara berkala, misalnya setiap 6 bulan atau setahun sekali. Misalnya, jika rencana awalmu adalah 60% saham dan 40% obligasi, namun karena pergerakan pasar komposisi berubah menjadi 70-30, maka kamu perlu menjual sebagian saham dan membeli obligasi untuk kembali ke alokasi awal. Data dari Morningstar menunjukkan bahwa investor yang disiplin melakukan rebalancing memiliki risiko lebih rendah dengan return yang setara atau bahkan lebih tinggi dalam jangka panjang.
Untuk memantau investasimu, memanfaatkan berbagai tools dan aplikasi yang tersedia. Selain aplikasi dari sekuritas yang kamu gunakan, ada juga aplikasi independen seperti Stockbit, IPOT, atau Bibit yang menyediakan fitur tracking portofolio dan analisis kinerja. Beberapa sekuritas juga menyediakan laporan rutin dan rekomendasi yang bisa kamu jadikan referensi, meski keputusan akhir tetap di tanganmu.
Yang terpenting dalam evaluasi portofolio adalah mengambil keputusan secara rasional, bukan emosional. Sebuah studi behavioral finance menunjukkan bahwa 78% keputusan investasi buruk terjadi saat investor bereaksi terhadap pergerakan pasar jangka pendek, bukan berdasarkan analisis dan rencana jangka panjang. Tetaplah pada rencana awal dan hindari keputusan impulsif saat pasar bergejolak.
Nah, kalau kamu sudah sampai di tahap ini, selamat! Kamu sudah lebih siap dari mayoritas orang yang masih takut memulai. Perjalanan investasimu baru dimulai, dan seperti keterampilan lainnya, kemampuan berinvestasi mu akan semakin terasah seiring dengan pengalaman dan pembelajaran berkelanjutan.
Investasi di pasar modal bukan cuma buat orang ekonomi, dan bukan juga soal kaya mendadak. Dengan 5 langkah jitu yang telah dibahas memahami pasar modal, menyiapkan dana dan mindset, memilih sekuritas terpercaya, menentukan produk investasi yang tepat, serta merancang strategi investasi kamu sudah memiliki fondasi yang kuat untuk mulai berinvestasi dengan percaya diri.
Data statistik menunjukkan bahwa investor yang memulai 10 tahun lebih awal dengan nominal kecil tapi konsisten, bisa menghasilkan kekayaan 3 kali lebih besar dibanding mereka yang mulai terlambat dengan nominal besar. Hal ini disebabkan oleh kekuatan bunga berbunga (compound interest) yang Albert Einstein sebut sebagai “keajaiban matematika terbesar”.
Ingatlah bahwa kesalahan adalah bagian dari proses pembelajaran. Menurut survei dari KSEI, 82% investor sukses mengakui pernah mengalami kerugian di tahap awal investasi mereka. Yang membedakan adalah mereka menjadikan kesalahan tersebut sebagai pelajaran berharga, bukan alasan untuk berhenti.
Mulai dari sekarang, karena makin cepat kamu mulai, makin panjang waktu uangmu berkembang. Dan sebagai penutup, selalu ingat prinsip dasar investasi: diversifikasi untuk mengelola risiko, konsistensi untuk memaksimalkan return, dan kesabaran untuk menuai hasilnya.
Itulah pembahasan menarik tentang investasi di pasar modal yang bisa kamu pelajari lebih dalam hanya di Akademi crypto. Tidak hanya menambah wawasan tentang investasi, di sini kamu juga dapat menemukan berita crypto terkini seputar dunia kripto.
Dan untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store. Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
1. Apa bedanya pasar modal dan pasar uang?
Pasar modal fokus ke investasi jangka menengah-panjang (saham, obligasi) dengan jangka waktu lebih dari 1 tahun, sedangkan pasar uang jangka pendek (deposito, SBI, SBPU) dengan tenor kurang dari 1 tahun. Pasar modal memiliki potensi return lebih tinggi dengan risiko yang juga lebih besar dibanding pasar uang.
2. Apakah bisa investasi pasar modal tanpa NPWP?
Bisa. Beberapa sekuritas memperbolehkan pendaftaran tanpa NPWP, terutama bagi investor pemula atau mahasiswa yang belum memiliki penghasilan tetap. Namun, NPWP tetap akan diminta saat pelaporan pajak terutama jika nilai investasimu sudah cukup besar. Untuk jangka panjang, sebaiknya kamu tetap mengurus NPWP yang prosesnya sekarang sudah sangat mudah melalui layanan online DJP.
3. Minimal investasi di pasar modal berapa?
Dengan reksa dana, kamu bisa mulai dari Rp10.000 – Rp100.000 tergantung manajer investasi dan platformnya. Untuk saham, minimalnya adalah 1 lot (100 lembar) dengan harga tergantung saham yang dibeli. Misalnya, jika harga saham Rp500 per lembar, maka minimal investasimu adalah Rp50.000 plus fee transaksi. SBN atau obligasi ritel biasanya memiliki minimal pembelian Rp1 juta hingga Rp5 juta.
4. Apakah investasi di pasar modal aman?
Kalau kamu pakai platform resmi dan terdaftar di OJK, secara sistem dan regulasi bisa dikatakan aman. Dana nasabah disimpan terpisah di Rekening Dana Nasabah (RDN) dan instrumen investasi tercatat di KSEI. Namun, tetap ada risiko nilai investasi turun yang merupakan bagian normal dari dinamika pasar. Untuk meminimalisir risiko, lakukan diversifikasi dan investasi jangka panjang.
5. Apa saja risiko investasi di pasar modal?
Risiko utama meliputi risiko penurunan nilai (market risk), risiko likuiditas (kesulitan menjual saat dibutuhkan), risiko gagal bayar (khusus obligasi korporasi), risiko inflasi (return tidak mengimbangi inflasi), dan risiko spesifik emiten (kinerja perusahaan memburuk). Karena itu penting melakukan riset mendalam sebelum membeli, diversifikasi portofolio, dan investasi sesuai dengan profil risiko dan jangka waktu investasimu.
Author: RB
Apa Itu Kripto? Kripto adalah aset digital yang nilainya ditentukan…
Bitcoin merupakan aset kripto pertama, diluncurkan pada tahun 2009, dan…
Blockchain adalah teknologi revolusioner yang telah mengubah cara kita menyimpan…
Beri nilai untuk artikel ini
Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.
Di tengah makin banyaknya pilihan investasi, kamu mungkin bingung dengan
Banyak orang masih menganggap investasi itu ribet, butuh modal besar,
Dalam dunia keuangan dan bisnis, istilah “tangible” dan “intangible” sering
Gedung Millennium Centennial Center Lt.2, Jl. Jend. Sudirman No.Kav 25, Kuningan, Jakarta Selatan 12920.
Jl. Sunset Road No. 48 a-b, Legian, Kuta, Kabupaten Badung, Bali 80361.
Tamora Square, Jl. Subak Sari 13, Desa Tibubeneng, Kec. Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali 80361.
Tentang Kami
Hubungi Kami
Program Afiliasi
Bantuan
Market
Academy
OTC
Syarat dan Ketentuan
Kebijakan Privasi
API
Blog
Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
Copyright © 2025 PT Indodax Nasional Indonesia. All Rights Reserved.