Strategi Bank Indonesia dalam Mempertahankan Nilai Mata Uang Rupiah Akibat Kebijakan AS Mengenai Tarif Impor Tahun 2025 – Kompasiana.com – Kompasiana.com

Mahasiswa
Selanjutnya
Tutup
Strategi Bank Indonesia dalam Mempertahankan Nilai Mata Uang Rupiah Akibat Kebijakan AS Mengenai Tarif Impor Tahun 2025
Oleh : Charisma Wulan Sari
Email: charismawulansari@gmail.com

Tanggal 7 April Tahun 2025 menjadi tantangan bagi perekonomian Indonesia, khususnya dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global yang semakin meningkat. Salah satu penyebab utama ketidakstabilan tersebut adalah kebijakan yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS). Pemerintah AS secara sepihak memutuskan untuk menaikkan tarif impor terhadap berbagai produk dari negara berkembang, termasuk Indonesia, sebagai bagian dari strategi mereka untuk melindungi industri domestik dan mengurangi defisit perdagangan. Tarif impor yang dikenakan terhadap produk Indonesia yaitu 32%, yang secara langsung berdampak pada penurunan daya saing ekspor Indonesia dan berkurangnya aliran devisa ke dalam negeri.

Kebijakan ini menimbulkan dampak juga di pasar keuangan global, salah satunya adalah pelemahan nilai tukar rupiah secara signifikan. Pada bulan April 2025, nilai tukar rupiah sempat mencapai angka Rp16.970 per dolar AS, dimana nila tukar tersebut menjadi nilai tukar terendah dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, meningkatnya ketegangan dalam hubungan perdagangan global antara AS dan China memperburuk situasi dengan menciptakan ketidakpastian lebih lanjut di pasar global. Hal ini membuat investor asing menarik dana mereka dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, dan beralih ke aset yang lebih aman seperti dolar AS dan obligasi pemerintah AS.
Dalam situasi ini, peran Bank Indonesia sebagai otoritas moneter sangat penting. Bank Indonesia tidak hanya dihadapkan untuk merespons dengan cepat terhadap gejolak pasar, tetapi juga harus memastikan bahwa kebijakan yang diambil tidak merusak stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bank Indonesia berupaya menjaga nilai rupiah tetap stabil, sembari mendukung pemulihan ekonomi nasional di tengah dinamika global yang terus berubah. Berikut beberapa strategi Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai rupiah:
1. Intervensi Pasar Valuta Asing.
Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi agresif di pasar valuta asing untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Langkah ini mencakup intervensi di pasar spot, Non-Deliverable Forward (NDF), dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder. Intervensi ini dilakukan baik di pasar domestik maupun internasional, termasuk di Asia, Eropa, dan New York.

2. Penahanan Suku Bunga Acuan

BI mempertahankan suku bunga acuan (BI-Rate) di level 5,75% untuk mendukung stabilitas rupiah. Keputusan ini diambil meskipun terdapat risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi, dengan proyeksi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) turun sebesar 0,3% hingga 0,5%. Penahanan suku bunga ini bertujuan untuk mencegah arus keluar modal asing yang dapat memperlemah rupiah lebih lanjut.
3. Penguatan Instrumen Moneter

source

Leave a Reply

This will close in 0 seconds