Media Asuransi, JAKARTA – Ajaib Kripto menilai faktor eksternal seperti data ekonomi utama dan pernyataan The Fed bisa menjadi pemicu volatilitas tinggi. Di tengah ketidakpastian ini, pemantauan sentimen pasar dan kesiapan menghadapi pergerakan ekstrim menjadi kunci bagi investor.
Harga aset kripto mengalami pergerakan beragam pekan lalu, dipengaruhi oleh kekhawatiran terkait tarif, suku bunga, serta kasus peretasan Bybit senilai US$1,4 miliar (sekitar Rp22,88 triliun) oleh Lazarus Group.
|Baca juga: Transformasi Jadi Ajaib Alpha, Ajaib Kripto Hadirkan Trading Futures Kripto
Berdasarkan data SoSoValue, ETF Bitcoin mencatat arus keluar bersih selama empat hari berturut-turut hingga akhir pekan lalu, dengan total penarikan US$62,77 juta pada 21 Februari 2025. Sepanjang minggu tersebut, total arus keluar mencapai US$559,41 juta, menandai pekan kedua berturut-turut dengan arus keluar, yang kini mencapai sekitar US$1,14 miliar. ETF Bitcoin spot di AS kini menguasai Bitcoin (BTC) senilai US$110,8 miliar, setara dengan 5,88% dari total kapitalisasi pasarnya.
Sementara itu, ETF Ethereum spot berhasil menghindari arus keluar bersih mingguan meskipun mencatat outflow sebesar US$8,92 juta pada 21 Februari 2025. Dengan demikian, ETF ETH masih membukukan inflow bersih mingguan sebesar US$1,61 juta, meski dalam jumlah yang sangat kecil.
|Baca juga: OJK Beberkan 4 Program Jitu untuk Kembangkan Industri Aset Kripto
Financial Expert Ajaib, Panji Yudha mengatakan, BTC terus berusaha menembus level psikologis US$100.000, namun dalam tiga pekan terakhir masih tertahan. “Per Selasa (25/2) pukul 08.00 WIB, harga BTC berada di US$91.840 (Rp1.498.859.680), turun 4,89% dalam 24 jam terakhir,” katanya dalam keterangan resmi dikutip, Rabu, 26 Februari 2025.
Saat ini, BTC berada di ambang support US$91.000, di mana jika mampu rebound, ada potensi kenaikan menuju US$95.000 (Rp1.548.025.000). Sebaliknya, jika tekanan jual meningkat dan BTC turun dari level support, harga bisa melanjutkan koreksi hingga US$88.000 (Rp1.433.960.000).
“Faktor eksternal seperti data ekonomi utama dan pernyataan The Fed bisa menjadi pemicu volatilitas tinggi. Di tengah ketidakpastian ini, pemantauan sentimen pasar dan kesiapan menghadapi pergerakan ekstrim menjadi kunci bagi investor.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


mediaasuransi_pd_728x90_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x600_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x250_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x100_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x50_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x480_std_hsbc
Oleh: Denny JA
Oleh: Azuarini Diah Parwati SE,MM* dan Dr Shine Pintor S. Patiro, ST, MM**
Oleh : Ersa Tri Wahyuni
Oleh: Budi Sartono Soetiardjo
Oleh: Fajar Yusuf Hikmawan*
Jl. KH Wahid Hasyim 12 G, Lantai 3, Jakarta Pusat 10340. Telepon: 021-3910197, Fax: 021 3910 297.