Apa Itu Franklin Templeton dan Perannya di Kripto? – INDODAX

Top Performers Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel
Beberapa tahun terakhir, semakin banyak lembaga keuangan besar yang mulai menyentuh teknologi kripto dan blockchain. Salah satu nama yang mencuri perhatian adalah Franklin Templeton. Tapi, siapa mereka sebenarnya? Dan seberapa serius langkah mereka dalam mengadopsi aset digital? Kalau kamu ingin tahu lebih dalam, simak artikel ini sampai selesai.
 
Sebelum bicara soal kripto, penting untuk kamu pahami dulu reputasi Franklin Templeton sebagai lembaga investasi global yang telah lama berdiri di industri keuangan.
Franklin Templeton adalah salah satu perusahaan manajemen investasi terbesar di dunia yang didirikan pada tahun 1947 oleh Rupert H. Johnson Sr. di New York. Perusahaan ini telah bertransformasi dari perusahaan investasi kecil menjadi raksasa keuangan global dengan jaringan operasi di lebih dari 165 negara di seluruh dunia.
Fokus bisnis utama Franklin Templeton mencakup pengelolaan berbagai instrumen investasi seperti reksa dana, obligasi, ETF (Exchange-Traded Funds), dana pensiun, dan program filantropi. Keunggulan mereka terletak pada diversifikasi produk yang memungkinkan investor dari berbagai kalangan dan profil risiko untuk menemukan instrumen yang sesuai.
Hingga 2024, Franklin Templeton mengelola aset (AUM) lebih dari $1,5 triliun dari investor individu, institusional, hingga pemerintahan di berbagai belahan dunia. Angka ini menempatkan mereka sebagai salah satu dari sepuluh manajer aset terbesar secara global. Jaringan klien mereka juga mencakup berbagai institusi finansial besar, dana pensiun, yayasan, hingga lembaga pendidikan terkemuka.
Dari sini kamu bisa lihat bahwa Franklin Templeton bukan nama sembarangan. Jadi, keputusan mereka masuk ke aset digital tentu punya alasan yang kuat dan strategi yang matang untuk menghadapi perubahan lanskap keuangan global.
 
Bukan tanpa perhitungan, langkah Franklin Templeton masuk ke ranah kripto dilakukan lewat strategi bertahap dan didasari oleh analisis mendalam terhadap tren pasar keuangan global.
Salah satu pendorong utama ketertarikan mereka adalah tumbuhnya minat investor generasi muda terhadap aset digital. Data terbaru menunjukkan bahwa milenial dan Gen Z kini menguasai lebih dari 30% total investasi global, dengan preferensi yang jelas terhadap aset digital dan platform investasi berbasis teknologi. Franklin Templeton menyadari bahwa untuk tetap relevan dalam jangka panjang, mereka perlu mengakomodasi preferensi generasi yang akan mendominasi pasar investasi di masa depan.
Tekanan kompetitif dari institusi finansial lain seperti BlackRock dan Fidelity yang telah lebih dulu menjajaki ruang kripto juga menjadi faktor penting. BlackRock misalnya, telah meluncurkan ETF Bitcoin yang mendapat respons positif dari pasar. Franklin Templeton tidak ingin tertinggal dalam kompetisi ini, apalagi mengingat potensi pertumbuhan pasar kripto yang masih sangat besar.
Efisiensi operasional menjadi pertimbangan berikutnya. Teknologi blockchain menawarkan distribusi produk yang lebih cepat dan transparan. Dengan memanfaatkan smart contract dan sistem terdesentralisasi, Franklin Templeton dapat memangkas biaya operasional, meminimalisir risiko kesalahan manual, dan meningkatkan kecepatan transaksi secara signifikan.
Yang tidak kalah penting, Franklin Templeton sejak awal memposisikan diri sebagai inovator di industri keuangan. Masuk ke ranah kripto adalah bagian dari identitas mereka untuk selalu berada di garis depan inovasi keuangan. Teknologi blockchain dipandang sebagai evolusi alami dari sistem keuangan, dan mereka ingin turut membentuk arah perkembangannya, bukan sekadar menjadi pengikut.
Artinya, pendekatan mereka bukan ikut-ikutan. Tapi bagian dari strategi jangka panjang menghadapi perubahan lanskap keuangan yang semakin didominasi oleh teknologi dan preferensi investor modern yang menuntut transparansi, kecepatan, dan fleksibilitas lebih tinggi.
 
Franklin Templeton tidak sekadar mengumumkan rencana—mereka sudah menjalankan beberapa proyek nyata yang membuktikan keseriusan mereka dalam mengadopsi teknologi blockchain dan aset digital.
Salah satu terobosan signifikan adalah tokenisasi reksa dana pemerintah AS di jaringan Ethereum dan Stellar. Inisiatif ini merupakan langkah revolusioner karena menghadirkan produk investasi konvensional dalam format yang sepenuhnya digital dan bisa diperdagangkan 24/7, tidak terbatas pada jam operasional pasar tradisional. Tokenisasi ini memungkinkan pecahan yang lebih kecil, sehingga investor dengan modal terbatas tetap bisa berpartisipasi.
Produk unggulan mereka di ranah ini adalah Franklin OnChain U.S. Government Money Fund (FOBXX). Diluncurkan pada kuartal akhir 2023, FOBXX adalah dana moneter AS pertama yang memanfaatkan teknologi blockchain untuk operasionalnya. Dana ini menggabungkan keamanan investasi obligasi pemerintah AS dengan kecepatan dan transparansi blockchain. Hingga pertengahan 2024, FOBXX telah menarik lebih dari $270 juta AUM, menunjukkan minat yang signifikan dari investor terhadap produk hybrid semacam ini.
Franklin Templeton juga memanfaatkan blockchain publik untuk pencatatan dan distribusi data investor. Berbeda dengan sistem tradisional yang sering tersentralisasi dan rentan terhadap manipulasi, pendekatan berbasis blockchain memungkinkan verifikasi data yang lebih transparan dan aman. Setiap transaksi dan perubahan kepemilikan terekam permanen di blockchain, menciptakan jejak audit yang tidak bisa diubah.
Belakangan ini, Franklin Templeton juga melakukan uji coba bekerjasama dengan Arbitrum (solusi layer 2 Ethereum) dan Circle (penerbit USDC) untuk pengembangan produk lanjutan. Kerja sama ini bertujuan mengoptimalkan biaya transaksi dan meningkatkan skalabilitas produk berbasis blockchain mereka. Salah satu rencana yang sedang dikembangkan adalah sistem pembayaran dividen otomatis melalui smart contract, yang akan mengurangi kebutuhan akan perantara dalam distribusi pendapatan investasi.
Proyek-proyek ini menunjukkan bahwa pendekatan mereka bukan sebatas teknis, tapi menyangkut transformasi cara mereka menawarkan produk ke investor. Franklin Templeton sedang merombak model bisnis tradisional dengan memanfaatkan kelebihan blockchain untuk menciptakan pengalaman investasi yang lebih transparan, efisien, dan inklusif bagi berbagai kalangan investor.
Menurut data dari Franklin Templeton, produk FOBXX telah digunakan sebagai studi kasus sukses tokenisasi dana publik. Hal ini memperkuat posisi mereka sebagai pelopor dalam menjembatani sistem keuangan konvensional dan aset digital.
 
Kamu mungkin bertanya, “Apa pentingnya langkah mereka bagi investor kripto biasa?” Ternyata, dampaknya cukup signifikan untuk ekosistem kripto secara keseluruhan.
Pertama, keterlibatan Franklin Templeton memberikan validasi institusional yang kuat terhadap aset digital. Ketika lembaga dengan reputasi dan sejarah sepanjang Franklin Templeton memutuskan untuk mengadopsi teknologi blockchain, hal ini mengirimkan sinyal kepada pasar bahwa teknologi ini bukan sekadar tren sementara. Validasi ini membantu mengurangi stigma negatif yang kadang masih melekat pada kripto sebagai investasi yang spekulatif atau tidak beraturan.
Langkah mereka juga mendorong regulator untuk memperjelas aturan soal tokenisasi. Sebagai lembaga keuangan yang diatur ketat, Franklin Templeton harus bekerja sama dengan badan regulasi seperti SEC dalam setiap inisiatif mereka. Kolaborasi ini membantu menciptakan kerangka regulasi yang lebih jelas untuk tokenisasi aset tradisional, yang pada akhirnya menguntungkan seluruh ekosistem. Sepanjang 2023-2024, telah terjadi peningkatan signifikan dalam dialog antara institusi finansial dan regulator mengenai standar untuk aset digital.
Masuknya Franklin Templeton juga membuka peluang adopsi lintas sektor seperti pensiun, obligasi, hingga dana pendidikan. Ketika satu produk sukses di pasaran, biasanya akan diikuti dengan diversifikasi ke produk lain. Tren ini berpotensi menghadirkan berbagai instrumen investasi tradisional dalam format digital yang lebih mudah diakses, dengan biaya lebih rendah, dan tanpa batasan geografis.
Yang tidak kalah penting, keterlibatan institusi seperti Franklin Templeton meningkatkan kepercayaan investor ritel bahwa blockchain bukan sekadar spekulasi. Banyak orang yang masih ragu untuk berinvestasi di kripto karena kekhawatiran akan risiko dan legitimasinya. Ketika mereka melihat nama besar seperti Franklin Templeton terlibat, kepercayaan diri untuk mencoba teknologi ini cenderung meningkat.
Semakin banyak institusi mengikuti jejak Franklin Templeton, potensi integrasi teknologi ini akan makin luas dan relevan dalam kehidupan finansial sehari-hari. Kita mungkin akan menyaksikan era dimana batas antara keuangan tradisional dan aset digital semakin kabur, menciptakan ekosistem keuangan yang lebih terintegrasi dan efisien.
 
Artikel menarik lainnya untuk kamu: SEC Tunda Keputusan ETF Dogecoin & XRP Sampai Juni 2025
 
Meski langkah mereka tergolong maju, tantangan tetap ada di depan mata yang harus dihadapi Franklin Templeton dalam adopsi teknologi blockchain.
Salah satu hambatan utama datang dari aspek regulasi. Regulator seperti SEC masih belum ramah terhadap sebagian produk berbasis blockchain. Sepanjang 2023-2024, kita menyaksikan berbagai tindakan penegakan hukum terhadap proyek kripto dan perusahaan yang dianggap melanggar peraturan sekuritas. Franklin Templeton harus berhati-hati menavigasi lanskap regulasi yang terus berubah ini, memastikan setiap produk mereka memenuhi ketentuan hukum yang berlaku. Proses ini bisa memakan waktu dan sumber daya yang signifikan.
Risiko teknis juga tidak bisa diabaikan, terutama yang berkaitan dengan smart contract dan audit sistem. Kode yang mengatur smart contract harus sempurna karena kesalahan bisa berakibat fatal dan tidak dapat diubah setelah diimplementasikan. Contoh nyata dari risiko ini adalah berbagai insiden peretasan dan eksploitasi kelemahan smart contract yang telah menyebabkan kerugian jutaan dolar di berbagai proyek DeFi. Franklin Templeton perlu memastikan infrastruktur teknologi mereka melalui audit keamanan yang ketat dan komprehensif.
Volatilitas pasar kripto tetap menjadi kekhawatiran bagi investor konservatif yang merupakan basis klien utama Franklin Templeton. Fluktuasi harga yang ekstrem dalam hitungan jam masih menjadi karakteristik umum aset kripto, yang bertentangan dengan profil risiko sebagian besar investor institusional yang mencari stabilitas dan prediktabilitas. Mengatasi kekhawatiran ini membutuhkan strategi edukasi yang efektif dan desain produk yang dapat memitigasi volatilitas.
Tidak kalah menantang adalah proses edukasi internal yang memakan waktu karena belum semua pihak di dalam organisasi siap go digital. Transformasi digital bukan hanya tentang teknologi, tapi juga perubahan mindset dan cara kerja. Perusahaan sebesar Franklin Templeton memiliki ribuan karyawan di berbagai level dan departemen yang perlu memahami dan mengadopsi paradigma baru ini. Resistensi terhadap perubahan adalah hal wajar dalam organisasi besar, dan mengatasi hal ini membutuhkan kepemimpinan yang kuat dan program pelatihan yang komprehensif.
Faktor-faktor ini menjadi pengingat bahwa adopsi teknologi baru tidak selalu mulus, bahkan untuk lembaga sekelas Franklin Templeton. Meskipun demikian, cara mereka mengatasi tantangan ini akan menjadi blueprint berharga bagi institusi keuangan lain yang ingin mengikuti jejak mereka dalam mengadopsi teknologi blockchain.
 
Lalu, apa manfaatnya buat kamu yang sudah lebih dulu mengenal kripto? Ternyata, langkah Franklin Templeton membuka berbagai peluang menarik yang bisa kamu manfaatkan.
Adanya produk hybrid (TradFi–Kripto) membuka pintu peluang investasi baru yang sebelumnya tidak tersedia. Produk seperti FOBXX memungkinkan kamu untuk mendapatkan eksposur terhadap keamanan obligasi pemerintah AS sambil menikmati kelebihan blockchain seperti transaksi 24/7 dan transparansi yang lebih baik. Ini adalah cara ideal untuk diversifikasi portofolio kamu dengan risiko yang lebih terukur dibandingkan investasi langsung ke kripto yang volatil.
Tokenisasi aset juga memungkinkan diversifikasi yang lebih fleksibel. Dengan teknologi ini, aset yang sebelumnya sulit diakses karena nilai minimalnya tinggi (seperti real estate premium atau seni bernilai tinggi) bisa dipecah menjadi token-token yang lebih terjangkau. Kamu bisa memiliki sebagian kecil dari aset-aset ini dan dengan mudah memperdagangkannya di pasar sekunder tanpa birokrasi rumit yang biasanya menyertai transfer kepemilikan aset tradisional.
Ke depan, kamu bisa mengakses obligasi atau reksa dana versi blockchain tanpa melalui sistem lama yang sering kali membatasi. Sistem tradisional biasanya memiliki batasan waktu transaksi, minimum investasi yang tinggi, dan proses KYC yang berulang untuk setiap penyedia layanan. Dengan blockchain, proses ini bisa jauh lebih efisien: identitas digital terverifikasi sekali bisa digunakan di berbagai platform, transaksi bisa dilakukan kapan saja, dan minimum investasi bisa jauh lebih rendah berkat fraksinalisasi.
Bagi trader yang aktif di pasar kripto, kehadiran institusi seperti Franklin Templeton memperkuat sentimen positif terhadap kripto secara keseluruhan. Ketika institusi besar masuk, biasanya diikuti dengan peningkatan likuiditas, stabilitas harga yang lebih baik dalam jangka panjang, dan legitimasi yang meningkat di mata publik dan regulator. Ini bisa berdampak positif pada valuasi aset kripto utama seperti Bitcoin dan Ethereum yang sering menjadi pintu masuk ke ekosistem yang lebih luas.
Jadi bukan cuma investor besar yang akan diuntungkan. Kamu pun bisa ikut merasakan manfaatnya jika mengikuti arah perkembangannya. Kunci untuk memaksimalkan peluang ini adalah tetap mengikuti perkembangan terbaru, memahami produk yang ditawarkan, dan secara strategis memposisikan portofolio kamu untuk mengambil keuntungan dari konvergensi dunia keuangan tradisional dengan teknologi blockchain.
 
Franklin Templeton telah membuktikan bahwa lembaga konvensional bisa tetap relevan di tengah gelombang inovasi. Langkah mereka ke arah kripto dan blockchain bukan sekadar eksperimen, tapi bagian dari reposisi bisnis untuk menghadapi masa depan keuangan yang semakin digital dan terdesentralisasi.
Sebagai salah satu manajer aset terbesar di dunia dengan sejarah lebih dari 75 tahun, keputusan mereka untuk merangkul teknologi blockchain menunjukkan pergeseran paradigma yang signifikan dalam industri keuangan. Proyek-proyek seperti Franklin OnChain U.S. Government Money Fund mendemonstrasikan bagaimana aset konvensional dapat ditransformasi menjadi bentuk digital yang lebih efisien dan inklusif.
Meskipun tantangan regulasi dan teknis masih ada, komitmen Franklin Templeton terhadap inovasi blockchain memberikan sinyal kuat bahwa teknologi ini akan menjadi bagian integral dari sistem keuangan masa depan. Bagi investor ritel seperti kamu, ini membuka peluang untuk menikmati instrumen investasi yang lebih beragam, transparan, dan mudah diakses.
Buat kamu yang ingin investasi lebih terarah, memahami strategi seperti ini bisa memberikan sudut pandang baru yang lebih strategis. Alih-alih melihat kripto dan keuangan tradisional sebagai dunia yang terpisah, kamu bisa mulai mempertimbangkan bagaimana kedua ruang ini akan semakin terintegrasi, menciptakan ekosistem keuangan yang lebih inklusif dan efisien bagi semua pihak.
 
Follow IG Indodax
 
Itulah pembahasan menarik tentang Franklin Templeton yang bisa kamu pelajari lebih dalam hanya di Akademi crypto. Tidak hanya menambah wawasan tentang investasi, di sini kamu juga dapat menemukan berita crypto terkini seputar dunia kripto.
Dan untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store. Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
 
1. Apakah Franklin Templeton sudah membuat produk kripto?
Ya, mereka telah merilis reksa dana berbasis blockchain bernama Franklin OnChain U.S. Government Money Fund (FOBXX) yang beroperasi di jaringan Ethereum dan Stellar. Produk ini menggabungkan keamanan investasi obligasi pemerintah AS dengan kelebihan teknologi blockchain seperti transparansi dan aksesibilitas 24/7.
2. Kenapa Franklin Templeton tertarik ke kripto?
Franklin Templeton tertarik ke kripto untuk beberapa alasan strategis: meningkatkan efisiensi operasional, menjangkau generasi muda yang semakin mendominasi pasar investasi, tetap kompetitif secara global menghadapi pesaing seperti BlackRock dan Fidelity yang telah lebih dulu masuk ke ruang ini, serta memposisikan diri sebagai inovator di industri keuangan yang terus berevolusi.
3. Apakah proyek kripto mereka aman untuk investor?
Proyek-proyek Franklin Templeton masih terus dikembangkan dan diawasi ketat oleh regulator, tapi mereka mengusung pendekatan legal formal yang memprioritaskan kepatuhan dan keamanan. Sebagai institusi keuangan yang diregulasi, Franklin Templeton menerapkan standar keamanan dan audit yang ketat untuk semua produk mereka, termasuk yang berbasis blockchain. Namun, seperti semua investasi, tetap ada risiko yang perlu dipahami investor sebelum berpartisipasi.
4. Apakah langkah ini akan diikuti institusi lain?
Besar kemungkinan, karena tren tokenisasi aset terus mendapat perhatian di kalangan institusi keuangan global. Sepanjang 2023-2024, kita telah melihat peningkatan signifikan dalam jumlah bank dan manajer aset besar yang mengembangkan divisi atau produk berbasis blockchain. Dengan kerangka regulasi yang semakin jelas dan bukti keberhasilan dari pelopor seperti Franklin Templeton, kemungkinan besar akan semakin banyak institusi yang mengikuti jejak ini dalam beberapa tahun ke depan.
5. Bagaimana cara investasi di produk blockchain Franklin Templeton?
Untuk berinvestasi di produk blockchain Franklin Templeton seperti FOBXX, kamu perlu membuka akun di platform mereka atau melalui broker yang memiliki akses ke produk tersebut. Pastikan untuk memenuhi persyaratan KYC (Know Your Customer) dan memahami karakteristik produk sebelum berinvestasi. Minimal investasi dan persyaratan lainnya bisa bervariasi tergantung pada jenis produk dan wilayah tempat kamu tinggal.
6. Apakah Franklin Templeton akan meluncurkan ETF Bitcoin?
Hingga saat ini, Franklin Templeton belum mengumumkan rencana spesifik untuk meluncurkan ETF Bitcoin seperti yang dilakukan BlackRock dan beberapa kompetitor lainnya. Namun, mengingat posisi mereka sebagai pemain utama di industri ETF dan minat yang berkembang terhadap aset digital, tidak menutup kemungkinan mereka akan mempertimbangkan produk semacam ini di masa depan jika kondisi pasar dan regulasi mendukung.
7. Apa perbedaan pendekatan Franklin Templeton dibanding institusi lain dalam adopsi blockchain?
Franklin Templeton cenderung fokus pada tokenisasi aset tradisional dan infrastruktur blockchain untuk meningkatkan efisiensi operasional, berbeda dengan beberapa institusi lain yang lebih fokus pada investasi langsung ke kripto seperti Bitcoin. Pendekatan ini mencerminkan strategi yang lebih konservatif namun potensial berdampak jangka panjang, dengan memanfaatkan teknologi blockchain untuk memodernisasi produk investasi konvensional alih-alih menciptakan kelas aset yang sepenuhnya baru.
 

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
Apa Itu Kripto? Kripto adalah aset digital yang nilainya ditentukan…
Bitcoin merupakan aset kripto pertama, diluncurkan pada tahun 2009, dan…
Blockchain adalah teknologi revolusioner yang telah mengubah cara kita menyimpan…
Beri nilai untuk artikel ini
Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.
Di era digital yang terus berkembang, investasi kripto telah menjadi
Nabung Bitcoin? Jangan Asal, Coba Dulu Cara Orang Jepang Ini!
Pasar yang Bergerak Cepat Butuh Keputusan yang Tepat Dunia trading
Gedung Millennium Centennial Center Lt.2, Jl. Jend. Sudirman No.Kav 25, Kuningan, Jakarta Selatan 12920.
Jl. Sunset Road No. 48 a-b, Legian, Kuta, Kabupaten Badung, Bali 80361.
Tamora Square, Jl. Subak Sari 13, Desa Tibubeneng, Kec. Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali 80361.
Tentang Kami
Hubungi Kami
Program Afiliasi
Bantuan
Market
Academy
OTC
Syarat dan Ketentuan
Kebijakan Privasi
API
Blog
Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
Copyright © 2025 PT Indodax Nasional Indonesia. All Rights Reserved.

source

Leave a Reply

This will close in 0 seconds