Kami menggunakan kuki untuk meningkatkan pengalaman Anda
Dunia web3 penuh dengan pengalaman baru yang tak terbatas untuk kamu eksplorasi. Dengan sifatnya yang terdesentralisasi, Decentralized Exchange (DEX) menjadi pilihan untuk trading bagi pengusung privasi dan anonimitas. Mari kita bahas ulasan ApeX Exchange Pro, sebuah DEX dengan spesialisasi di bidang derivatif crypto.
Dalam review ApeX Pro Exchange ini, kamu mungkin menyadari bahwa batas antara protokol DeFi dan DEX semakin tipis di dunia yang terdesentralisasi. Makanya, tak heran banyak yang menyebut ApeX Exchange juga sebagai ApeX Protocol.
Sekilas, ApeX tampak seperti decentralized exchange (DEX) standar. Padahal, DEX ini adalah protokol terdesentralisasi yang menampilkan sejumlah utilitas. Di samping kontrak perpetual yang menjadi fitur utamanya, ApeX Protokol juga menghadirkan token asli, yaitu APEX dan BANA. Kedua native token ini memiliki tujuan kegunaan yang berbeda.
Berdiri di atas Arbitrum, sebuah solusi layer-2 Ethereum, ApeX adalah DEX yang menawarkan Total Value Locked (TVL) senilai hampir US$34 juta. Keamanan trading dalam platform ini menggunakan StarkWare dengan sistem ZK-Proof. Adapun investor di belakangnya adalah Tiger Global dan Dragon Fly Capital, sehingga mendukung ApeX membuat langkah besar di bidang derivatif terdesentralisasi.
ApeX Pro, atau ApeX DEX, adalah platform perdagangan sebenarnya yang terkait dengan protokol ApeX dan merupakan salah satu produknya. Dalam ulasan ini, fokus utama adalah pada ApeX Pro DEX.
ApeX Exchange berdiri sejak 2022 dengan tujuan untuk membuat perdagangan kontrak perpetual lebih mudah bagi siapa saja. Buat kamu yang baru mengenal kontrak perpetual, ini adalah kontrak berjangka tanpa batas waktu terkait aset crypto atau saham. Dalam trading kontrak ini, trader memilih sentimen bullish atau bearish.
Karena ApeX sendiri adalah entitas yang terdesentralisasi, komunikasi perusahaan belum terlalu vokal mengenai pendiri dan tim saat ini. Namun, berdasarkan pencarian di LinkedIn, menunjukkan bahwa Huajie Zhu — seorang Operation Manager — mungkin terkait dengan platform ini dalam kapasitas tertentu.
Selain tim yang sebagian besar anonim, integrasi dengan Bybit CEX khusus Dubai pada akhir tahun 2022 memberikan kredibilitas tambahan pada ApeX DEX. Apalagi, perusahaan ini memiliki banyak pengikut di Twitter (X), dengan sentimen sosial yang meningkatkan popularitas dan faktor kepercayaannya.
Massive integration of bybit x Apex is coming. https://t.co/75B6QiJGiM
Biasanya, DEX lain bekerja dengan cara yang serupa, yaitu menggunakan Automated Market Maker (AMM) untuk menyediakan likuiditas (liquidity pool). Sebab, kalau tidak ada AMM, muncul risiko slippage, atau perbedaan harga beli dan jual aset akibat kurang likuiditas.
Namun, ApeX justru menghilangkan elemen AMM tersebut dan alih-alih menggunakan model order book untuk mendukung DEX. Lalu, StarkEx, solusi skalabilitas Layer-2 yang menggunakan Zero-Knowledge Proof, mengamankan model ini. Artinya, platform ini memiliki keseimbangan antara kemudahan, keamanan dan kecepatan daripada kompetitornya, seperti SushiSwap.
Nah, kalau sudah paham cara kerja dasar ApeX Pro, kamu perlu tahu fitur unggulannya. Berikut ulasannya:
Meskipun Protokol ApeX dibangun di atas Arbitrum, Protokol ini dapat berinteraksi secara lancar dengan jaringan lain, termasuk Polygon, Binance Chain, dan Ethereum. Pengguna bisa melakukan trading, memindahkan dana, dan memulai transaksi di ApeX Exchange hanya dengan menghubungkan dompet kripto.
ApeX Pro mendukung kontrak perpetual cross margin. Sehingga, trader dapat memindahkan margin yang dia miliki dan membaginya di berbagai pasar. Selain itu, leverage yang Apex tawarkan juga menarik antara 20x hingga 30x untuk perdagangan tertentu. Meski berguna untuk memaksimalkan peluang menghasilkan keuntungan, leverage trading crypto ini juga memiliki risiko yang tinggi. Trader pemula harus selalu berhati-hati saat menggunakan leverage.
Seperti penjelasan sebelumnya, pertukaran ApeX menggunakan model order book, bukan AMM khusus DEX. Memiliki order book membawa konsep kedalaman pasar, penemuan harga, tawaran (bid), dan permintaan (ask). Hal ini memungkinkan slippage yang lebih rendah karena tidak ada kejutan terkait harga, dan trader dapat menempatkan limit order yang sangat spesifik.
ApeX Protocol memiliki dua token asli, yaitu APEX untuk token tata kelola dan BANA untuk token reward. Penggunaannya adalah buat pemegang token APEX, mereka mampu melakukan pemungutan suara tata kelola dan berpartisipasi dalam staking. Sementara BANA adalah token utilitas ekosistem ApeX, yang user dapatkan sebagai hadiah atau airdrop.
Kalau kamu menjelajahi dasbor ApeX Pro, kamu akan menemukan Trade-to-Earn, yang memungkinkan pengguna menerima token BANA karena berhasil melakukan perdagangan. Jadi, selain potensi keuntungan dari kontrak perpetual, kamu juga bisa meraih penghasilan karena sering trading di ApeX.
ApeX Pro juga menawarkan jenis penghasilan selain Trade-to-Earn, yaitu dengan staking. Dalam prosesnya, kamu bisa melakukan staking dari token APEX yang kamu beli untuk meraih esAPEX liquidity token. Di samping itu, penghasilan APY dari staking APEX bergantung pada besaran volume trading kamu. Saat ini, staking pool APEX hanya aktif di Arbitrum dan Ethereum.
Selain dari fitur Earn seperti Trade-to-Earn dan Staking, Apex Pro juga menawarkan penghasilan untuk user yang berpartisipasi dalam program promo dan deposit. Hadiahnya berupa esAPEX, yang bisa kamu gunakan untuk mendapatkan APEX, token tata kelola.
Lalu, kamu juga bisa meraih hadiah bonus kalau memberikan referal. Caranya, ajak teman kamu untuk bergabung ApeX Pro Exchange dengan tautan referal kamu, dan kamu bisa mendapatkan cashback.
ApeX Pro, atau lebih tepatnya ApeX DEX, menawarkan Smart Liquidity Pool atau SLP. Fitur ini memberikan insentif kepada pengguna untuk mengumpulkan USDC yang mereka peroleh untuk mendapatkan penghasilan APY yang menakjubkan. Peningkatan likuiditas memastikan bahwa penciptaan pasar juga merupakan pilihan di ApeX Pro.
Protokol ApeX juga terkenal dengan game ApeX NFT-nya. Bermain dapat membantu kamu mendapatkan token APEX, tergantung pada periode penyimpanannya. Untuk berpartisipasi, kamu harus memiliki APEX Predator NFT, yang tersedia di marketplace NFT seperti Blur atau OpenSea.
ApeX Pro Exchange sejauh ini masih bisa diakses di Indonesia. Kamu bisa menggunakan versi desktop atau mengunduh aplikasi ApeX Pro Exchange untuk perangkat mobile kamu. Aplikasi trading crypto ini tersedia di Apple Store dan Google Play untuk pilihan sistem perangkat iOS atau Android milikmu.
Untuk trading di ApeX Pro, saat ini tersedia 8 cryptocurrency dan 18 pasangan perdagangan atau pasar. Adapun pasangan paling populer termasuk BTC/USDC, ETH/USDC, dan XRP/USDC.
Mengenai leverage, trading BTC dan ETH bisa menggunakan leverage hingga 30X, tetapi untuk LTC, BCH, dan lainnya, ApeX DEX menawarkan leverage 15x.
Untuk mulai menggunakan ApeX Pro Exchange, kamu hanya perlu melakukan koneksi crypto wallet yang kamu punya. Kunjungi website ApeX Pro Exchange atau unduh aplikasinya untuk versi mobile di Apple Store atau Google Play.
Selain itu, kalau kamu sudah memiliki akun Bybit Exchange dan punya aplikasinya, kamu bisa dengan mudah mengakses ApeX pro dari aplikasi Bybit.
Caranya mudah, cukup koneksi crypto wallet Bybit yang kamu punya di sini. Setelah itu, kalau kamu sudah memiliki deposit atau saldo di wallet, kamu bisa langsung melakukan trading.
Kalau belum punya saldo , deposit akun kamu dengan cara berikut ini.
Kalau sudah melakukan connect wallet, misalnya dengan MetaMask kamu bisa melakukan deposit.
Klik Deposit di bagian Trade.
Kamu bisa memilih blockchain di mana aset dalam wallet kamu tersimpan. Misalnya, kamu punya sejumlah ETH di Ethereum, kamu harus memilih blockchain Ethereum.
Lalu, kamu bisa memilih aset yang kamu miliki dalam dompet kamu, misal ETH. Untuk trading di ApeX Pro, aset yang dipakai adalah USD Coin (USDC). Sehingga, pilihan ini sekaligus akan melakukan swap (penukaran) aset kamu ke USDC.
Khusus untuk transaksi pertama kali, kamu harus melakukan konfirmasi aset yang akan ditransfer ke USDC tersebut. Lalu, lakukan konfirmasi juga di wallet kamu, misalnya MetaMask.
Setelah melakukan konfirmasi aset, kamu harus memastikan lagi jumlah aset untuk deposit. Kalau sudah sesuai, klik Confirm Deposit.
Butuh beberapa menit untuk konfirmasi jaringan blockchain. Setelah selesai, deposit akan masuk dan kamu siap bertransaksi melalui ApeX Pro Exchange.
Berikut kelebihan dan kekurangan yang menjadi pertimbangan untuk kamu memilih platform ApeX Pro Exchange:
Sebagai perbandingan, ApeX Pro Exchange masih membutuhkan pengembangan untuk mengejar ketertinggalan dari platform sejenis dYdX atau GMX — yang menawarkan leverage 100X dan 50X pada perdagangan tertentu.
ApeX Pro adalah salah satu platform langka yang memberi kamu cita rasa CEX melalui model buku pesanan dan bahkan cita rasa DEX karena sifatnya yang permisionless. Terintegrasi dengan crypto exchange Bybit, ApeX Pro merupakan salah satu penawaran DeFi yang lebih inovatif hingga saat ini.
Meski perlu beberapa pengembangan untuk bisa bersaing dengan platform DEX lain, ApeX Exchange memiliki keunggulan di bidang kontrak perpetual. Sehingga, berpotensi menjadi nama yang lebih besar dan populer di bidangnya.
Meskipun ApeX dapat dianggap sebagai protokol DeFi yang dibangun di atas Arbitrum, ApeX masih merupakan crypto exchange yang terdesentralisasi. Namun, exchange ini hanya menangani kontrak perpetual dan menawarkan leverage. Selain itu, tidak seperti bursa tradisional, bursa ini tidak memerlukan verifikasi KYC dan memilih untuk tetap tidak memiliki izin (permissionless).
ApeX Pro adalah crypto exchange yang sepenuhnya terdesentralisasi (DEX) dan permissionless dengan eksposur lapisan-2. Artinya, ini dibangun di atas solusi Ethereum L2, Arbitrum. Selain itu, platform ini adalah salah satu dari sedikit bursa yang membuang model AMM untuk order book, mengurangi slippage dan memastikan bahwa proses perdagangan tetap familiar, bahkan bagi pedagang baru. Selain itu, bursa ini mendukung kontrak abadi lintas margin dengan opsi untuk mendapatkan leverage hingga 30x.
ApeX Pro mengenakan biaya 0,2% sebagai biaya maker. Hal ini berlaku bagi individu yang memasang limit order karena, dengan satu atau lain cara, mereka menambah likuiditas bursa. Biaya taker lebih tinggi yaitu 0,05% dan berfokus pada pengguna yang segera melakukan pemesanan pasar. Saat pesanan ini dieksekusi secara instan, mereka fokus mengambil likuiditas dari bursa.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.
Gabung di Telegram kami?
Gabung di grup Telegram kami dan dapatkan sinyal trading, kursus trading gratis, serta berkomunikasi tiap hari dengan sesama penyuka kripto!
Gabung di Telegram kami
Tetap update seputar kripto
ApeX Exchange Pro: Ulasan dan Panduan Menggunakan DEX Terbaru 2023 – BeinCrypto Indonesia
