Blog

BI Klaim Rupiah Tetap Terkendali di Tengah Ketidakpastian Global Meski Tembus Rp16.560 – Infobanknews

Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyatakan bahwa nilai tukar rupiah masih tetap terkendali di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
Perry menjelaskan, hal tersebut didukung oleh kebijakan stabilisasi BI. Hal ini tecermin dari nilai tukar rupiah pada 27 Maret 2025 yang tercatat sebesar Rp16.560 per dolar AS, atau menguat 0,12 persen secara point to poin (ptp) dibandingkan dengan level akhir Februari 2025.
“Nilai tukar rupiah tetap terkendali didukung kebijakan stabilisasi Bank Indonesia di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat,” ujar Perry dalam Konferensi Pers RDG, Rabu, 23 April 2025.
Meski demikian, nilai tukar rupiah sempat mengalami tekanan kuat di pasar off-shore (Non Deliverable Forward/NDF) saat libur panjang pasar domestik dalam rangka Idulfitri 1446 H. Tekanan ini dipicu oleh kebijakan tarif resiprokal AS.
Untuk meredam tekanan tersebut, Perry mengungkapkan bahwa pada 7 April 2025, BI melakukan intervensi di pasar off-shore NDF di kawasan Asia, Eropa, dan New York guna menstabilkan nilai tukar rupiah dari tingginya tekanan global.
Respons kebijakan ini membuahkan hasil positif, tecermin dari pergerakan rupiah yang tetap terkendali dan menguat menjadi Rp16.855 per dolar AS pada 22 April 2025. Nilai ini lebih baik dibandingkan dengan Rp16.865 per dolar AS pada hari pertama pembukaan pasar domestik pascalibur, yakni 8 April 2025.
“Pergerakan rupiah masih sejalan dengan perkembangan mata uang regional dan berada dalam kisaran yang sesuai dengan fundamental ekonomi domestik dalam menjaga stabilitas perekonomian,” imbuhnya.
Ke depan, nilai tukar rupiah diperkirakan stabil, didukung oleh komitmen BI dalam menjaga kestabilannya, imbal hasil aset yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik.
“Bank Indonesia terus memperkuat respons kebijakan stabilisasi, termasuk intervensi terukur di pasar off-shore NDF dan strategi triple intervention pada transaksi spot, DNDF, dan SBN di pasar sekunder,” pungkas Perry.
Seluruh instrumen moneter juga terus dioptimalkan, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI.
Upaya ini ditujukan untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik aliran investasi portofolio asing dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah. (*)
Editor: Yulian Saputra

Connect with us
Copyright @ 2025 Infobanknews.com
All right reserved
Perbankan
Keuangan
Moneter & Fiskal
Pasar Modal
Ekonomi & Bisnis
Politik
Nasional
Internasional
Lifestyle
Entertainment
Info Anda
CSR
English Section
Pojok UMKM
Interview
Redaksi
Pedoman Media Siber
Karir
Iklan
Media Partner
Privacy Policy
Disclaimer
Infobanknews
Infobankstore
Infobankdata
Infobankevent
Infobanktv
© 2025 | Infobanknews.com

source

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This will close in 0 seconds