Kami menggunakan kuki untuk meningkatkan pengalaman Anda
Pergerakan sang jawara kripto, Bitcoin (BTC) belakangan ini terus menyita perhatian pasar. Betapa tidak, setelah lama mengalami konsolidasi, BTC akhirnya berhasil menembus level psikologis US$100.000 dan bahkan sempat menyentuh level US$105.000. Pada perdagangan hari ini harga BTC berada di kisaran US$104.184, naik 1,2% dalam 24 jam terakhir.
Merespons hal itu, Chief Executive Officer (CEO) Indodax, Oscar Darmawan menjelaskan, selain karena redanya tensi perdagangan global, seiring dengan tercapainya kesepakatan tarif antara AS dan Cina, kejelasan regulasi terkait kripto di beberapa yurisdiksi juga menjadi pemantiknya.
Di Indonesia misalnya, Menurut Oscar OJK selaku regulator di industri jasa keuangan termasuk kripto terus mendorong regulasi yang lebih baik untuk menjaga pasar aset digital tetap terawasi.
Kondisi itu semakin menguat dengan sikap terbuka dari berbagai negara terhadap penggunaan kripto sebagai aset investasi yang sah. Membuat banyak investor lebih nyaman untuk melakukan transaksi di pasar yang semakin matang ini.
“Lonjakan harga Bitcoin bukan hanya spekulasi semata. Kenaikan yang mencapai US$105.000 menunjukkan kuatnya fondasi pasar dan semakin banyaknya permintaan dari institusi besar yang melihat Bitcoin sebagai alat diversifikasi portofolio dan lindung nilai,” jelas Oscar melalui keterangan resmi.
Selain itu lanjut Oscar, Bitcoin kini telah menjelma menjadi bagian dari portofolio investasi global. Sehingga membincang tentang aset tersebut, bukan hanya soal harganya saja. Melainkan relevansinya dalam ekosistem keuangan masa depan.
Sepertinya, hal itu juga yang membuat banyak institusi terus menjalankan strategi akumulasi terhadap BTC. Tengok saja, saat ini perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor finansial dan investasi berkontribusi hampir 36% dari total pembelian Bitcoin oleh bisnis.
Sementara perusahaan teknologi dan konsultan menyumbang 16,8% dan 16,5%, berturut-turut. Salah satu pembelian terbesar tahun ini datang dari MicroStrategy (Strategy) yang membeli 13.390 BTC senilai USD1,34 miliar.
Namun memang, harus diakui. Sentimen makro yang mengepung Bitcoin juga terlihat positif. Inflasi AS tercatat berada pada level yang rendah, yang pada akhirnya membuat investor merasa lebih yakin bahwa kebijakan suku bunga tinggi dari The Fed akan segera berakhir.
“Hal itu membuka peluang bagi dana yang sebelumnya tidak bergerak untuk masuk ke aset-aset berisiko, termasuk Bitcoin,” tutur Oscar.
Ia optimistis, selama permintaan dari institusi terus meningkat, inflasi global terus mereda, dan adopsi teknologi kripto semakin luas, Bitcoin memiliki potensi untuk terus menguat.
Bagaimana pendapat Anda tentang tren penguatan Bitcoin (BTC) ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
Gabung di Telegram kami?
Gabung di grup Telegram kami dan dapatkan sinyal trading, kursus trading gratis, serta berkomunikasi tiap hari dengan sesama penyuka kripto!
Gabung di Telegram kami
Tetap update seputar kripto
Bos Indodax : Selama Tren Berlanjut, Bitcoin Berpotensi Terus Menguat – BeinCrypto Indonesia
