Makin Tangguh, Rupiah Sukses Bekuk Dolar AS Hari Ini – Metrotvnews.com

Ekonomi
Ilustrasi. Foto: dok Save Money Changer.
Husen Miftahudin • 30 April 2025 17:02
SHARE NOW
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini kembali mengalami penguatan cukup signifikan hingga nyaris menyentuh level Rp16.500-an per USD.

Mengutip data Bloomberg, Rabu, 30 April 2025, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.603 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat sebanyak 158 poin atau setara 0,94 persen dari posisi Rp16.758 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

“Pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat 158 poin, sebelumnya sempat menguat 165 poin di level Rp16.603 dari penutupan sebelumnya di level Rp16.758,” kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya.

Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona hijau pada posisi Rp16.597 per USD. Rupiah naik 157 poin atau setara 0,94 persen dari Rp16.754 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.679 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat sebanyak 108 poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp16.787 per USD.
 

Baca juga: Dibuka Menguat, Rupiah Bertahan di Rp16.700-an per USD

 

Ekonomi global dikhawatirkan melambat

Ibrahim mengungkapkan, pergerakan rupiah pada hari ini dipengaruhi sentimen kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang tidak menentu, sehingga meningkatkan kekhawatiran tentang melemahnya pertumbuhan ekonomi global.

“Hal ini bisa terlihat dari rilis data keyakinan konsumen AS merosot ke level terendah hampir lima tahun pada April karena meningkatnya kekhawatiran atas tarif,” papar dia.

Trump diketahui berencana untuk melunakkan dampak tarif otomotifnya dengan mencegah bea masuk pada mobil buatan luar negeri agar tidak tertumpuk dengan tarif lain dan mengurangi pungutan pada suku cadang asing yang digunakan dalam pembuatan mobil.

Sementara itu, data indeks manajer pembelian resmi menunjukkan aktivitas manufaktur Tiongkok menyusut lebih dari yang diharapkan bulan April. Aktivitas keseluruhan juga melemah setelah pertukaran tarif yang mengerikan antara Beijing dan Washington.

Meskipun data PMI swasta masih menunjukkan beberapa ketahanan dalam aktivitas manufaktur, trennya jelas ekspor Tiongkok menghadapi penurunan tajam dalam pesanan ekspor luar negeri setelah Trump mengenakan tarif 145 persen pada barang-barang Tiongkok.

“Data PMI menyoroti dampak perang dagang Tiongkok-AS terhadap bisnis Tiongkok, yang menyiapkan ekonomi untuk awal yang lemah pada kuartal kedua 2025. Data yang lemah juga memberi lebih banyak tekanan pada Beijing untuk mengeluarkan lebih banyak langkah stimulus,” tutur Ibrahim.


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
 

Bangun optimisme pertumbuhan ekonomi

Dari dalam negeri, Ibrahim menyampaikan pemerintah menanggapi secara positif dan terbuka proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang disampaikan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) maupun Bank Dunia pada 2025 sebesar 4,7 persen.

“Pandangan atau penilaian dari lembaga internasional seperti IMF merupakan hal yang wajar, tetapi harapannya agar semua pihak untuk tetap membangun optimisme berdasarkan data dan pencapaian aktual ekonomi nasional,” tutur dia.

Pentingnya mempertahankan kepercayaan diri nasional dalam menghadapi tantangan ekonomi global, dengan merujuk pada sejumlah indikator makroekonomi yang dinilai masih sangat kuat dan stabil. Hal tersebut bisa dilihat dari fondasi ekonomi cukup stabil, tingkat pertumbuhan ekonomi dan inflasi terjaga, serta konsumsi rumah tangga dan iklim investasi terus terjaga.

Selain itu, pemerintah secara aktif terus mendorong kerja sama dan iklim investasi melalui berbagai upaya strategis, termasuk peninjauan regulasi-regulasi yang dianggap menghambat masuknya investasi.

Tak hanya itu, keyakinan keberhasilan ekonomi Indonesia ke depan tidak hanya bertumpu pada pemerintah, tetapi juga hasil kolaborasi dari seluruh elemen bangsa, mulai dari sektor swasta, para pekerja, hingga masyarakat umum.

Oleh karena itu, pemerintah terus berusaha semaksimal mungkin dan bekerja sama dengan stakeholder lainnya baik Bank Indonesia, pengusaha, dan yang lainnya saling bahu membahu mengisi kekurangan yang ada, agar pertumbuhan ekonomi Indonesia sesuai dengan target pemerintah yaitu di 5,2 persen.

Melihat berbagai perkembangan tersebut Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan Jumat lusa akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan menguat.

“Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.540 per USD hingga Rp16.610 per USD,” jelas Ibrahim.
MOST POPULAR
terkait
lainnya
Metrotv © Copyright 2007 – 2025. All Rights Reserved

source

Leave a Reply

This will close in 0 seconds