Masih Bernyali Tekuk Dolar AS, Rupiah Ditutup Menguat 0,20% Hari Ini – MetroTVNews.com

Ekonomi
Rupiah. Foto: Metrotvnews.com/Husen.
Husen Miftahudin • 15 May 2025 16:47
SHARE NOW
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini kembali mengalami penguatan.

Mengutip data Bloomberg, Kamis, 15 Mei 2025, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.528,5 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 33 poin atau setara 0,20 persen dari posisi Rp16.661 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

“Pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat 33 poin, sebelumnya sempat menguat 50 poin di level Rp16.528 dari penutupan sebelumnya di level Rp16.561,” kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya.

Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah justru berada di zona hijau pada posisi Rp16.510 per USD. Rupiah naik 35 poin atau setara 0,21 persen dari Rp16.545 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.535 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 33 poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp16.568 per USD.
 

Baca juga: Melemah Tipis Pagi Ini, Rupiah Masih Punya Peluang Menguat

 

Fokus data ekonomi AS

Ibrahim mengungkapkan, pergerakan rupiah didorong oleh sentimen kegembiraan atas kesepakatan perdagangan AS-Tiongkok, mengingat AS dan Tiongkok secara drastis mengurangi tarif perdagangan mereka terhadap satu sama lain minggu in.

“Pasar kini menantikan penarikan tarif lebih lanjut antara raksasa ekonomi, sementara pembicaraan perdagangan AS dengan negara lain juga menjadi fokus untuk isyarat yang lebih positif,” jelas Ibrahim.

Fokus sekarang tertuju pada serangkaian pembacaan ekonomi AS yang akan datang, serta pidato Powell dari Fed, untuk isyarat lebih lanjut tentang ekonomi terbesar di dunia. Data inflasi indeks harga produsen untuk periode April muncul hanya beberapa hari setelah pembacaan indeks harga konsumen yang lebih rendah dari perkiraan.

Penurunan inflasi yang berkelanjutan diperkirakan akan meningkatkan taruhan pada pemangkasan suku bunga Fed tahun ini. Data penjualan ritel AS akan dirilis pada Kamis, memberikan lebih banyak petunjuk tentang belanja ritel dalam menghadapi perang dagang Tiongkok-AS.

Ketua Fed Powell juga akan berpidato di kemudian hari, setelah bank sentral mempertahankan suku bunga tidak berubah minggu lalu dan memperingatkan bank sentral tidak berencana untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.

“Powell diperkirakan akan berbicara tentang kerangka kebijakan moneter, cetak biru yang digunakan Fed untuk memutuskan sasarannya untuk memaksimalkan lapangan kerja, stabilitas harga, dan suku bunga,” papar Ibrahim.


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
 

Ekonomi Indonesia lesu

Sementara itu, Ibrahim mengakui perekonomian Indonesia nampak tengah mengalami kelesuan. Ini bisa dilihat dari berbagai data yang ada, seperti beberapa di antaranya ialah indeks penjualan riil (IPR) dan indeks keyakinan konsumen (IKK).

Data terbaru dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan, Indeks Penjualan Riil (IPR) hanya tumbuh 5,5 persen secara tahunan pada Maret 2025. Angka ini lebih rendah dari Maret 2024 yang mencapai 9,3 persen.

Sementara itu, IPR pada April 2025 diprediksi hanya 231,1 atau terkontraksi 2,2 persen secara tahunan. Sedangkan IKK di Maret 2025 berada di level 121,1, menunjukkan penurunan ketimbang bulan sebelumnya, yang berada di level 126,4. Untuk April 2025, IKK menunjukkan sedikit penguatan ke level 121,7.

“Maka dari itu, tak heran kalau tingkat konsumsi maupun antusiasme masyarakat Indonesia secara ekonomi pada momen Lebaran tahun ini tak sebesar Lebaran di tahun-tahun sebelumnya. Kondisi itu, juga tak lepas dari realita tidak adanya signifikansi peningkatan pendapatan masyarakat,” papar dia.

Sebagai langkah antisipasi agar penurunan tingkat konsumsi tidak tambah parah, perlunya kebijakan intervensi seperti bantuan sosial (bansos) yang tepat sasaran dibagikan kepada masyarakat berpendapatan rendah. “Sedangkan bagi kelas menengah, penciptaan industri baru menjadi solusinya,” ucap dia mengingatkan.

Melihat berbagai perkembangan tersebut Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan besok akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan kembali menguat.

“Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.470 per USD hingga Rp16.530 per USD,” jelas Ibrahim.
MOST POPULAR
terkait
lainnya
Metrotv © Copyright 2007 – 2025. All Rights Reserved

source

Leave a Reply

This will close in 0 seconds