Top Performers
Money supply atau suplai uang merupakan salah satu indikator ekonomi yang paling penting dalam memahami arah kebijakan moneter suatu negara. Dalam konteks global, money supply menjadi acuan dalam menganalisis inflasi, nilai tukar, suku bunga, hingga harga aset termasuk aset kripto.
Untuk memahami implikasinya secara menyeluruh, kita perlu mengetahui jenis-jenis money supply (M1, M2, M3), dampaknya terhadap ekonomi, serta relevansinya di era digital saat ini.
Money supply adalah total jumlah uang yang beredar dalam suatu perekonomian pada waktu tertentu. Uang di sini mencakup uang kartal (fisik), uang giral (saldo tabungan), dan instrumen keuangan lain tergantung dari jenis pengukurannya. Bank sentral, seperti The Fed di AS atau Bank Indonesia, menggunakan data suplai uang untuk mengambil kebijakan moneter.
Money supply dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan tingkat likuiditasnya:
M1 mencakup:
M1 adalah bentuk uang paling likuid, bisa langsung digunakan sebagai alat tukar.
M2 mencakup semua elemen M1, ditambah:
M2 mengukur jumlah uang yang masih cukup likuid, namun tidak langsung bisa dibelanjakan.
M3 terdiri dari:
M3 mencerminkan total likuiditas dalam perekonomian, termasuk uang yang lebih “tidak likuid”.
Artikel menarik lainnya untuk kamu: Maximum Supply vs Total Supply: Apa Bedanya?
Pertumbuhan money supply mempengaruhi ekonomi melalui beberapa jalur utama:
Jika suplai uang tumbuh lebih cepat daripada output barang dan jasa, harga cenderung naik—ini disebut inflasi. Teori kuantitas uang (MV = PQ) menjelaskan bahwa peningkatan M (money supply) tanpa peningkatan Q (output) akan mendorong kenaikan P (harga).
Contoh:
Money supply juga berdampak pada aset finansial:
Menganalisis money supply secara global membantu memahami kebijakan moneter dan stabilitas ekonomi suatu negara.
Kebijakan pelonggaran seperti di Jepang meningkatkan money supply, sementara pengetatan di AS bertujuan menahan inflasi dengan memperlambat pertumbuhan suplai uang.
Artikel menarik lainnya untuk kamu: Siapa Pemegang Bitcoin Terbanyak? Cari Tahu di Sini!
Bitcoin memiliki suplai tetap (maksimal 21 juta), sehingga bertolak belakang dengan sistem fiat yang bisa terus mencetak uang. Ketika M2 meningkat drastis dan inflasi melonjak, investor mencari alternatif lindung nilai seperti Bitcoin.
Studi menunjukkan adanya korelasi positif antara kenaikan M2 global dan harga Bitcoin. Contoh:
Stablecoin seperti USDT dan USDC juga berperan dalam suplai uang digital. Mereka mencerminkan permintaan likuiditas dalam ekosistem kripto dan bisa mencerminkan tekanan inflasi di dunia fiat.
Central Bank Digital Currency (CBDC) berpotensi menjadi bagian dari money supply M0/M1 di masa depan. Negara-negara seperti Tiongkok dan Nigeria telah menguji coba ini, dan jika diadopsi luas, akan meredefinisi bagaimana kita memahami money supply.
Peningkatan money supply tidak selalu positif. Ada beberapa risiko:
Money supply global merupakan indikator kunci dalam memahami dinamika ekonomi dan keuangan, termasuk inflasi, nilai aset, dan stabilitas moneter. Jenis money supply M1, M2, dan M3 menunjukkan tingkat likuiditas yang berbeda, yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga barang maupun aset, termasuk kripto.
Bagi investor kripto, memahami perkembangan money supply global memberikan wawasan penting dalam membaca arah pasar. Bitcoin dan aset digital lainnya tidak lepas dari dampak kebijakan moneter global, sehingga penting untuk mengamati tren money supply sebagai bagian dari strategi investasi.
Itulah pembahasan menarik tentang money supply global yang bisa kamu pelajari lebih dalam hanya di Akademi crypto. Tidak hanya menambah wawasan tentang investasi, di sini kamu juga dapat menemukan berita crypto terkini seputar dunia kripto.
Dan untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store. Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: RZ
Apa Itu Kripto? Kripto adalah aset digital yang nilainya ditentukan…
Bitcoin merupakan aset kripto pertama, diluncurkan pada tahun 2009, dan…
Blockchain adalah teknologi revolusioner yang telah mengubah cara kita menyimpan…
Beri nilai untuk artikel ini
Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.
Wallet drainer menjadi salah satu ancaman paling serius di dunia
Di era digital saat ini, kebutuhan akan penyimpanan data yang
Memahami jenis investasi berdasarkan tingkat risikonya adalah langkah penting sebelum
Gedung Millennium Centennial Center Lt.2, Jl. Jend. Sudirman No.Kav 25, Kuningan, Jakarta Selatan 12920.
Jl. Sunset Road No. 48 a-b, Legian, Kuta, Kabupaten Badung, Bali 80361.
Tamora Square, Jl. Subak Sari 13, Desa Tibubeneng, Kec. Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali 80361.
Tentang Kami
Hubungi Kami
Program Afiliasi
Bantuan
Market
Academy
OTC
Syarat dan Ketentuan
Kebijakan Privasi
API
Blog
Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
Copyright © 2025 PT Indodax Nasional Indonesia. All Rights Reserved.