'Obat Kuat' Masih Terasa, Rupiah Pagi Ini Masih Bisa Menguat Meski Tipis – Metrotvnews.com

Ekonomi
Ilustrasi. Foto: Metrotvnews.com/Eko Nordiansyah.
Husen Miftahudin • 2 May 2025 09:26
SHARE NOW
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan menjelang akhir pekan ini kembali mengalami penguatan.
 
Mengutip data Bloomberg, Jumat, 2 Mei 2025, rupiah hingga pukul 09.15 WIB berada di level Rp16.566,5 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 10 poin atau setara 0,06 persen dari Rp16.576,5 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
 
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.559 per USD. Rupiah menguat sebanyak 35 poin atau setara 0,21 persen dari Rp16.594 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan menguat.
 
“Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.540 per USD hingga Rp16.610 per USD,” ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.
 

Baca juga: Dolar AS Berani Menguat Lagi di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

 

Ekonomi global dikhawatirkan melambat

 
Ibrahim mengungkapkan, pergerakan rupiah pada hari ini dipengaruhi sentimen kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang tidak menentu, sehingga meningkatkan kekhawatiran tentang melemahnya pertumbuhan ekonomi global.
 
“Hal ini bisa terlihat dari rilis data keyakinan konsumen AS merosot ke level terendah hampir lima tahun pada April karena meningkatnya kekhawatiran atas tarif,” papar dia.
 
Trump diketahui berencana untuk melunakkan dampak tarif otomotifnya dengan mencegah bea masuk pada mobil buatan luar negeri agar tidak tertumpuk dengan tarif lain dan mengurangi pungutan pada suku cadang asing yang digunakan dalam pembuatan mobil.
 
Sementara itu, data indeks manajer pembelian resmi menunjukkan aktivitas manufaktur Tiongkok menyusut lebih dari yang diharapkan bulan April. Aktivitas keseluruhan juga melemah setelah pertukaran tarif yang mengerikan antara Beijing dan Washington.
 
Meskipun data PMI swasta masih menunjukkan beberapa ketahanan dalam aktivitas manufaktur, trennya jelas ekspor Tiongkok menghadapi penurunan tajam dalam pesanan ekspor luar negeri setelah Trump mengenakan tarif 145 persen pada barang-barang Tiongkok.
 
“Data PMI menyoroti dampak perang dagang Tiongkok-AS terhadap bisnis Tiongkok, yang menyiapkan ekonomi untuk awal yang lemah pada kuartal kedua 2025. Data yang lemah juga memberi lebih banyak tekanan pada Beijing untuk mengeluarkan lebih banyak langkah stimulus,” tutur Ibrahim.


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
 

Bangun optimisme pertumbuhan ekonomi

 
Dari dalam negeri, Ibrahim menyampaikan pemerintah menanggapi secara positif dan terbuka proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang disampaikan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) maupun Bank Dunia pada 2025 sebesar 4,7 persen.
 
“Pandangan atau penilaian dari lembaga internasional seperti IMF merupakan hal yang wajar, tetapi harapannya agar semua pihak untuk tetap membangun optimisme berdasarkan data dan pencapaian aktual ekonomi nasional,” tutur dia.
 
Pentingnya mempertahankan kepercayaan diri nasional dalam menghadapi tantangan ekonomi global, dengan merujuk pada sejumlah indikator makroekonomi yang dinilai masih sangat kuat dan stabil. Hal tersebut bisa dilihat dari fondasi ekonomi cukup stabil, tingkat pertumbuhan ekonomi dan inflasi terjaga, serta konsumsi rumah tangga dan iklim investasi terus terjaga.
 
Selain itu, pemerintah secara aktif terus mendorong kerja sama dan iklim investasi melalui berbagai upaya strategis, termasuk peninjauan regulasi-regulasi yang dianggap menghambat masuknya investasi.
 
Tak hanya itu, keyakinan keberhasilan ekonomi Indonesia ke depan tidak hanya bertumpu pada pemerintah, tetapi juga hasil kolaborasi dari seluruh elemen bangsa, mulai dari sektor swasta, para pekerja, hingga masyarakat umum.
 
Oleh karena itu, pemerintah terus berusaha semaksimal mungkin dan bekerja sama dengan stakeholder lainnya baik Bank Indonesia, pengusaha, dan yang lainnya saling bahu membahu mengisi kekurangan yang ada, agar pertumbuhan ekonomi Indonesia sesuai dengan target pemerintah yaitu di 5,2 persen.
MOST POPULAR
terkait
lainnya
Metrotv © Copyright 2007 – 2025. All Rights Reserved

source

Leave a Reply

This will close in 0 seconds