(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:
Pada akhir hari Rabu, 30 April 2025
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.595 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,85%.
3. DXY menguat ke level 100,25.
4. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke 4,218%.
Pada pagi hari Jumat, 2 Mei 2025
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp Rp16.600 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun ke 6,86%.
1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 1 Mei 2025 sebesar 97,18 bps, naik dibandingkan dengan 25 April 2025 sebesar 93,98 bps.
2. Berdasarkan data transaksi 28 – 30 April 2025, secara agregat nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp4,15 triliun. Terdiri dari jual neto sebesar Rp0,01 triliun di pasar saham dan beli neto sebesar Rp0,22 triliun di pasar SBN. Dan beli neto sebesar Rp3,95 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari Jumat ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 16.672. Kemudian bergerak terkoreksi ke Rp16.675, dan terakhir Jumat sore WIB terpantau di posisi Rp 16.430.
Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Eropa terkoreksi setelah naik 3 hari; Dollar AS turun dari sekitar 3 minggu terkuatnya oleh optimisme pasar atas negosiasi dagang Amerika dengan mitra dagangnya.
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, Jumat sore hari WIB ini turun ke 99,67, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 100,17.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting
Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (2 Mei 2025); Rupiah Menguat – Vibiznews.com
