Ekonomi
Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Usman Iskandar.
Husen Miftahudin • 25 April 2025 16:36
SHARE NOW
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan menjelang akhir pekan ini mengalami penguatan.
Mengutip data Bloomberg, Jumat, 25 April 2025, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.829,5 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat sebanyak 43 poin atau setara 0,25 persen dari posisi Rp16.872,5 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
“Pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat 43 poin, sebelumnya sempat menguat 75 poin di level Rp16.829,5 dari penutupan sebelumnya di level Rp16.872,5,” kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya.
Sementara itu, data Yahoo Finance menunjukkan rupiah juga berada di zona hijau pada posisi Rp16.825 per USD. Rupiah naik 39 poin atau setara 0,23 persen dari Rp16.864 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.829 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 55 poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp16.884 per USD.
Baca juga: Jelang Akhir Pekan, Rupiah Mulai Berani Pukul Mundur Dolar AS |
Perundingan tarif Trump
Ibrahim mengungkapkan, pasar kurang bersemangat dengan sinyal beragam pada perundingan perdagangan. Presiden AS Donald Trump mengklaim pemerintahannya sedang berdialog dengan Tiongkok, sementara Beijing mengatakan tidak ada perundingan perdagangan yang telah dilakukan.
Sementara itu, Pejabat Fed membuka pintu untuk pemotongan suku bunga pada Juni jika sinyal resesi meningkat, membuat meningkatnya harapan pasar untuk pelonggaran kebijakan The Fed lebih lanjut.
Presiden Fed Cleveland Beth Hammack menyatakan Fed dapat bertindak secepatnya pada Juni jika data mendukungnya. Gubernur Fed Christopher Waller menggemakan nada yang sama, menyatakan untuk sementara keputusan pemotongan suku bunga pada Juni masih memungkinan didorong oleh melemahnya pasar tenaga kerja.
“Prospek pelonggaran kebijakan yang lebih agresif oleh Fed yang kemungkinan akan melanjutkan siklus pemotongan suku bunga pada Juni dan akan menurunkan suku bunga setidaknya tiga kali lagi sampai akhir tahun ini,” terang Ibrahim.
(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
BI berpotensi pangkas suku bunga
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) memberikan sinyal untuk menurunkan suku bunga acuan ke depan, dengan mempertimbangkan stabilitas nilai tukar rupiah, prospek inflasi, dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan. Adapun saat ini suku bunga acuan berada pada level 5,75 persen.
Saat ini BI terus memperkuat strategi stabilisasi nilai tukar rupiah yang sesuai dengan fundamental, terutama melalui intervensi transaksi non-deliverable forward di pasar luar negeri, off shore NDF, serta transaksi spot dan domestik NDF di pasar domestik, guna memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah dari tingginya tekanan global.
Respons kebijakan tersebut, memberikan hasil positif yang tercermin dari perkembangan rupiah, yang terkendali stabil dan bahkan cenderung menguat. BI optimis stabilitas eksternal ekonomi Indonesia cukup kuat dalam menghadapi gejolak global, terutama pascakebijakan tarif AS.
Melihat berbagai perkembangan tersebut Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan Senin depan akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan kembali menguat.
“Untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.780 per USD hingga Rp16.830 per USD,” jelas Ibrahim.
MOST POPULAR
terkait
lainnya
Metrotv © Copyright 2007 – 2025. All Rights Reserved