Sudah Berlangganan?
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali melemah seiring memburuknya sentimen global. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah 0,32% secara harian ke Rp 16.860 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa (22/4). Rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) juga melemah 0,32% ke Rp 16.862 per dolar AS.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan, rupiah dan mata uang Asia dan regional pada umumnya melemah terhadap dolar AS. Investor mengkhawatirkan eskalasi perang dagang bisa lebih berdampak buruk pada negara-negara Asia yang pada umumnya memiliki eksposur ekonomi yang besar pada perdagangan internasional.
Baca Juga: Jaga Rupiah, BI Diprediksi Pertahankan BI Rate di Level 5,75% pada April 2025
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan
Total kapasitas DCII saat ini mencapai 119 MW. Berasal dari data center di Cibitung, Karawang dan Jakarta.
Meski sedikit, asing mulai masuk. Tercatat kemarin investor melakukan aksi beli bersih atau net buy sebesar Rp 122,32 miliar.
Kebijakan pembatasan ekspor jelantah boleh saja dilakukan asalkan industri di dalam negeri yang akan mengolahnya dan sudah mampu menampungnya.
PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) menambah portofolio hotel di Pakuwon Mall Bekasi dengan kapasitas 166 kamar.
Seiring kenaikan harga emas di pasar global dan domestik, sejumlah emiten produsen emas siap menggenjot produksi komoditasnya.
Cadangan beras pemerintah (CBP) oleh pemerintah diprediksi bisa mencapai 4 juta ton pada bulan Mei tahun ini.
Pemerintah resmi menaikkan batas maksimal biaya pelatihan kerja dalam JKP menjadi Rp 2,4 juta per peserta, dari sebelumnya Rp 1 juta per peserta.
Penguatan dolar AS dan naiknya arus modal keluar akibat meningkatnya tensi perang dagang, menjadi kombinasi bahaya
KAEF berkomitmen untuk meningkatkan daya saing dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan bagi perusahaan.
Penundaan tersebut dikarenakan pemerintah masih menyesuaikan jumlah gedung perkantoan dan hunian bagi ASN di IKN.
Rupiah Tertekan Kekhawatiran Perang Dagang – KONTAN
