Blog

Rupiah Tertekan Perang Dagang, Ditutup Melemah ke Rp16.859 per Dolar AS – Monitor Indonesia

Jakarta, MI – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah 53 poin atau 0,32 persen pada level Rp16.859 per dolar AS dalam perdagangan Selasa (22/4/2025). Pelemahan tersebut sebagian besar dipengaruhi oleh ketegangan perdagangan global, khususnya yang melibatkan AS dan China.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan bahwa ketegangan yang semakin memanas antara dua negara ekonomi terbesar dunia itu memberikan dampak signifikan terhadap sentimen pasar. 
China, kata Ibrahim, baru-baru ini mengeluarkan peringatan keras terhadap negara-negara yang mempertimbangkan perjanjian perdagangan dengan AS yang berpotensi merugikan kepentingan Beijing.
“Kementerian Perdagangan China menuduh Washington menggunakan tarif dan sanksi moneter untuk memaksa negara-negara membatasi perdagangan mereka dengan China. Beijing menekankan bahwa perjanjian semacam itu yang merugikan kepentingannya akan mendorong tindakan balasan,” ujar Ibrahim dalam risetnya, Selasa (22/4/2025).
Menurutnya, peringatan itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan dalam konflik perdagangan China-AS yang sedang berlangsung, yang telah menyebabkan AS mengenakan tarif hingga 145 persen pada barang-barang China, yang menyebabkan China mengenakan bea masuk balasan.
Sebelumnya, lanjutnya, pasar kembali kecewa dipicu oleh kekhawatiran seputar kebijakan moneter AS, setelah Presiden Donald Trump mengumumkan rencana untuk merombak Federal Reserve (The Fed).
“Penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett mengatakan pada hari Jumat bahwa Presiden Trump dan timnya terus mempelajari apakah mereka dapat memecat Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Hal ini memicu kekhawatiran tentang independensi Fed, yang mengirimkan riak ke pasar keuangan,” imbuhnya.
Dari sisi sentimen domestik, Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar USD4,33 miliar pada Maret 2025. Meskipun demikian, ekonom memperkirakan surplus perdagangan ini akan berkurang secara bertahap sepanjang tahun ini akibat dampak tarif Trump.
Di sisi lain, prospek neraca perdagangan Indonesia ke depan masih dipenuhi ketidakpastian, terutama karena meningkatnya risiko penurunan permintaan ekspor dan pergeseran permintaan domestik. 
Hal ini disebabkan oleh eskalasi perang dagang yang terjadi seiring dengan penerapan tarif resiprokal yang diberlakukan oleh Trump kepada berbagai mitra dagang, termasuk Indonesia.
Tarif Trump tersebut dapat menyebabkan pelemahan permintaan dari mitra dagang utama Indonesia seperti China, AS, dan Uni Eropa sehingga menurunkan volume ekspor, khususnya di sektor manufaktur dan yang berbasis sumber daya alam. 
Selain itu, fluktuasi harga energi dan mineral global dapat memengaruhi nilai ekspor Indonesia.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus perdagangan Indonesia mencapai USD4,33 miliar pada Maret 2025, yang lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Februari 2025, surplus neraca perdagangan tercatat sebesar USD3,12 miliar.
Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia selama periode Januari hingga Maret 2025 mencapai USD10,92 miliar, dengan Indonesia mencatatkan surplus selama 59 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memprediksi bahwa pergerakan mata uang rupiah akan tetap fluktuatif dalam perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup melemah di kisaran Rp16.840-Rp16.900 per dolar AS.
Topik:
15 April 2025 18:10 WIB
8 April 2025 15:37 WIB
7 April 2025 13:02 WIB
7 April 2025 09:22 WIB
3 April 2025 17:54 WIB
3 April 2025 13:50 WIB
01
02
03
04
05
06
07
17 April 2025 18:36 WIB
15 April 2025 00:03 WIB
Jl Galur Sari I No 44, Utan Kayu,
Jakarta Timur 13120
Telp: (021) 22111239 – +6282247963879

source

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This will close in 0 seconds