Sell in May and Go Away Berlaku di Kripto? Cek Faktanya! – INDODAX

Top Performers Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel
“Sell in May and Go Away” kembali ramai dibicarakan di bulan Mei. Strategi klasik dari pasar saham ini dipercaya banyak investor sebagai sinyal untuk menjual aset dan menepi sementara dari pasar. Namun, bagaimana jika strategi ini diterapkan di dunia kripto yang penuh volatilitas dan tak kenal musim?
Dalam dunia investasi tradisional, strategi ini telah menjadi semacam mantra yang diulang setiap tahun. Tapi apakah benar-benar relevan untuk aset digital yang bergerak dengan dinamika berbeda? Bitcoin, Ethereum, dan ribuan altcoin lainnya memiliki siklus pergerakan yang kadang bertentangan dengan pola pasar konvensional.
Artikel ini akan membantumu memahami konsep “Sell in May”, melihat relevansi historisnya, dan mengevaluasi apakah strategi ini cocok di pasar aset digital seperti Bitcoin dan altcoin. Mari telusuri bersama, apakah mitos investasi ini berlaku juga di dunia yang serba digital.
 
Kamu mungkin sering mendengar istilah ini, terutama saat pasar mulai melambat di bulan Mei. Tapi apa sebenarnya arti dari “Sell in May and Go Away”?
Istilah ini berasal dari pasar saham Inggris abad ke-18, ketika para pedagang dan bangsawan London meninggalkan kota untuk berlibur selama musim panas. Versi lengkapnya berbunyi: “Sell in May and Go Away, but remember to come back on St. Leger’s Day.” St. Leger’s Day mengacu pada lomba pacuan kuda St. Leger Stakes yang diadakan pada September, menandai berakhirnya musim liburan dan kembalinya para investor ke pasar.
Dalam investasi modern, konsep ini termasuk dalam kategori “seasonal investing” atau investasi musiman. Asumsinya, periode Mei hingga Oktober biasanya menunjukkan performa pasar yang lebih lemah dibandingkan periode November hingga April. Strategi ini bertujuan untuk menghindari periode sideways (pergerakan mendatar) atau bearish (menurun) yang sering terjadi di musim panas, dengan cara menjual aset pada Mei dan kembali berinvestasi pada akhir Oktober.
Tapi apakah pola yang terbentuk di pasar saham ini juga muncul di dunia kripto yang sangat berbeda ritmenya? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari kita lihat bagaimana performa strategi ini di pasar saham tradisional.
 
Untuk memahami relevansi strategi ini, kamu perlu melihat bagaimana performa pasar saham selama bulan-bulan musim panas.
Data historis S&P 500 hingga awal 2025 menunjukkan tren yang menarik. Dalam 20 tahun terakhir, rata-rata return periode Mei-Oktober memang cenderung lebih rendah dibandingkan periode November-April. Menurut analisis dari FT Portfolios, rata-rata return November-April mencapai 7.1%, sementara Mei-Oktober hanya 2.8%. Data dari Benzinga bahkan menunjukkan bahwa antara 1950-2023, S&P 500 rata-rata naik 7.5% selama November-April dan hanya 2.2% selama Mei-Oktober.
Namun, strategi ini tidak selalu berhasil setiap tahun. Contohnya, pada 2020 justru periode Mei-Oktober memberikan return yang sangat baik ketika pasar pulih dari kejatuhan akibat pandemi COVID-19. Begitu juga tahun 2023, ketika pasar saham terus menguat di paruh kedua tahun tersebut meski diwarnai ketidakpastian suku bunga.
Di tahun 2025 ini, sentimen pasar saham global masih dipengaruhi oleh ketidakpastian geopolitik, tekanan inflasi yang belum sepenuhnya mereda, dan kebijakan suku bunga Bank Sentral yang terus berubah. Faktor-faktor ini bisa jadi lebih berpengaruh dibandingkan pola musiman yang ditawarkan strategi “Sell in May”.
Setelah melihat validitasnya di saham, kini saatnya menelusuri bagaimana strategi ini berdampak di dunia kripto yang lebih liar dan memiliki karakteristik yang jauh berbeda.
 
Berbeda dari saham, kripto punya dinamika sendiri. Tapi apakah pola musim tetap muncul? Mari kita lihat dari data.
Jika kita menganalisis pergerakan Bitcoin dan Ethereum selama periode Mei-Oktober dari 2021 hingga 2024, kita akan menemukan pola yang jauh dari konsisten. Tahun 2021 memang terjadi koreksi besar pada Mei-Juni dimana Bitcoin turun dari $60,000 ke level $30,000, yang sekilas mendukung teori “Sell in May”. Namun, di tahun 2023, justru periode Mei-Oktober menunjukkan tren bullish yang kuat dengan Bitcoin naik dari $28,000 ke $35,000.
Data dari Coinglass menunjukkan bahwa pergerakan harga Bitcoin dan altcoin lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor spesifik industri kripto seperti siklus halving Bitcoin (yang terakhir terjadi pada April 2024), peluncuran ETF Bitcoin spot (Januari 2024), dan perkembangan regulasi global. Perilaku whale (pemilik Bitcoin dalam jumlah besar) dan volume transaksi juga menunjukkan tidak ada pola musiman yang jelas seperti di pasar saham.
Yang lebih menarik, siklus bull dan bear kripto seringkali berlangsung independent dari kalender tahunan. Misalnya, rally besar Bitcoin di akhir 2023 hingga awal 2024 terjadi karena antisipasi persetujuan ETF Bitcoin dan halving, bukan karena faktor musiman seperti November April..
Dengan realita itu, bagaimana sebaiknya kamu menyikapi tren ini jika tetap ingin mengambil peluang cuan di pasar kripto yang sangat dinamis?
 
Salah satu pendekatan bijak adalah menerapkan prinsip strategi investasi kripto yang fleksibel dan tidak saklek mengikuti pola musiman.
Meskipun “Sell in May” terdengar menggoda, bukan berarti kamu harus serta-merta menjual semua asetmu. Ada pendekatan yang lebih cerdas dan terukur.
Menggunakan metode DCA bisa menjadi cara paling aman dalam menghadapi fluktuasi musiman. Dengan membeli dalam jumlah tetap secara berkala, kamu bisa meminimalkan risiko timing pasar yang salah. Misalnya, alih-alih menjual semua di Mei, kamu bisa mengurangi jumlah pembelian bulanan selama periode Mei-Oktober dan meningkatkannya kembali saat November.
Memantau volume transaksi dan sentimen pasar juga sangat penting. Fear & Greed Index untuk kripto bisa menjadi indikator yang berguna untuk mendeteksi apakah pasar terlalu takut atau terlalu rakus. Saat indeks menunjukkan extreme fear, justru bisa jadi saat tepat untuk membeli, bukan menjual.
Gunakan juga alert harga otomatis untuk Bitcoin dan altcoin pilihanmu. Tetapkan target harga beli dan jual yang masuk akal berdasarkan analisis teknikal, bukan semata-mata mengikuti pola kalender. Ini akan membantumu bereaksi cepat saat terjadi pergerakan harga signifikan.
Evaluasi portofoliomu secara berkala juga penting. Pertahankan aset dengan fundamental kuat dan teknologi yang terus berkembang. Lepaskan token spekulatif yang tidak memiliki use case jelas atau roadmap yang meyakinkan. Ingat, koreksi pasar sering menjadi momen pemisah antara proyek kripto berkualitas dan yang sekadar hype.
Yang tidak kalah penting, tetaplah aktif membaca berita pasar dan analisis mingguan. Industri kripto bergerak sangat cepat, dan sebuah regulasi baru atau adopsi teknologi oleh perusahaan besar bisa mengubah arah pasar dalam hitungan jam.
Dengan strategi yang lebih terukur, kamu bisa tetap aktif di pasar tanpa panik atau ikut tren musiman secara buta. Pendekatan data-driven akan selalu lebih unggul dibanding mengikuti mitos pasar tanpa verifikasi.
 
Artikel menarik lainnya untuk kamu: Bitcoin Mengulang Pola Bull Flag 2024, Bisa Sentuh $105K Lagi!
 
“Sell in May and Go Away” adalah strategi klasik yang menarik untuk dipahami. Tapi dunia kripto berjalan dengan logika berbeda  cepat, tidak musiman, dan sangat reaktif terhadap berita global. Ritme pergerakan kripto lebih dipengaruhi oleh siklus teknologi, adopsi, dan regulasi, bukan oleh pola musiman seperti di pasar saham konvensional.
Data historis menunjukkan bahwa tidak ada pola konsisten yang mendukung penerapan strategi “Sell in May” di pasar kripto. Kadang Mei–Oktober justru menjadi periode bullish, kadang bearish  tergantung dari banyak faktor lain yang jauh lebih dominan, mulai dari sentimen pasar hingga kebijakan pemerintah.
Kamu bisa saja menjadikan bulan Mei sebagai momen rebalancing, bukan keluar total dari pasar. Yang penting, tetap berpegang pada analisis data dan bukan mitos lama. Hindari kesalahan umum investor kripto seperti terlalu fokus pada strategi lama tanpa mempertimbangkan konteks pasar saat ini.
Gunakan indikator teknikal, pantau fundamental proyek kripto, dan tetap up-to-date dengan perkembangan industri. Strategi investasi yang baik selalu adaptif dan tidak kaku mengikuti pola kalender.
 
Follow Sosmed IG Indodax
 
Itulah pembahasan menarik tentang Sell in May and Go Away Berlaku di Kripto yang bisa kamu pelajari lebih dalam hanya di Akademi crypto. Tidak hanya menambah wawasan tentang investasi, di sini kamu juga dapat menemukan berita crypto terkini seputar dunia kripto.
Dan untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store. Kamu juga bisa mulai beli Bitcoin, beli Ethereum, dan aset kripto lainnya dengan praktis hanya dalam genggaman di INDODAX Market.. Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
 
Anchor: RB
 

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
 
Apa Itu Kripto? Kripto adalah aset digital yang nilainya ditentukan…
Bitcoin merupakan aset kripto pertama, diluncurkan pada tahun 2009, dan…
Blockchain adalah teknologi revolusioner yang telah mengubah cara kita menyimpan…
Beri nilai untuk artikel ini
Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.
“Sell in May and Go Away” kembali ramai dibicarakan di
Saat sebagian orang masih mengira emas dan saham jadi yang
Siapa sangka salah satu pemimpin paling berpengaruh di dunia perbankan
Gedung Millennium Centennial Center Lt.2, Jl. Jend. Sudirman No.Kav 25, Kuningan, Jakarta Selatan 12920.
Jl. Sunset Road No. 48 a-b, Legian, Kuta, Kabupaten Badung, Bali 80361.
Tamora Square, Jl. Subak Sari 13, Desa Tibubeneng, Kec. Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali 80361.
Tentang Kami
Hubungi Kami
Program Afiliasi
Bantuan
Market
Academy
OTC
Syarat dan Ketentuan
Kebijakan Privasi
API
Blog
Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
Copyright © 2025 PT Indodax Nasional Indonesia. All Rights Reserved.

source

Leave a Reply

This will close in 0 seconds